Pemprov Kepri Imbau Nelayan Gunakan Baju Pelampung dan GPS Saat Melaut

Nusantaratv.com - 12 Desember 2022

Aktivitas nelayan tradisional di Perairan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu (ANTARA/Nikolas Panama)
Aktivitas nelayan tradisional di Perairan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu (ANTARA/Nikolas Panama)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengimbau nelayan untuk menggunakan baju pelampung dan alat navigasi (global positioning system/GPS) untuk menentukan posisi sesuai dengan posisi kapal saat melaut di perairan yang berdekatan dengan negara tetangga.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Senin, mengatakan nelayan harus mengutamakan keselamatan dirinya saat melaut.

Saat ini, tinggi gelombang laut dapat mencapai 3-4 meter di Perairan Natuna dan Kepulauan Anambas. Gelombang laut yang tinggi saat musim angin utara ini diperburuk dengan cuaca ekstrem seperti angin kencang, puting beliung, hujan lebat yang disertai petir.

"Bagi nelayan yang menggunakan kapal besar di atas 30 GT tetap harus berhati-hati karena cuaca buruk. Persiapkan baju pelampung dan GPS agar tidak masuk ke perairan negara lain," ucapnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan gelombang laut di Perairan Lingga dan Karimun juga cukup tinggi saat muncul awan cumulonimbus. Tinggi gelombang laut di perairan itu dapat mencapai lebih dari dua meter sehingga nelayan harus tetap waspada.

Ia mengimbau nelayan tradisional yang menggunakan kapal dengan kapasitas kecil untuk tidak melaut bila cuaca buruk.

"Saya rasakan sendiri saat menuju ke Lingga dan Karimun dengan menggunakan kapal," ujarnya.

Ia mengatakan baju pelampung merupakan syarat yang wajib disediakan nelayan di kapal sebelum berlayar.

Petugas DKP Kepri dan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menegur nelayan yang tidak menyiapkan baju pelampung.

Alat GPS, katanya, juga wajib disiapkan nelayan agar tidak tersesat. Sejumlah kasus penangkapan nelayan asal Kepri di Perairan Serawak, Malaysia terjadi pada tahun ini. Salah satu penyebabnya, nelayan kehilangan arah saat gelombang besar karena tidak membawa GPS.

"Kalau sudah ditangkap Pemerintah Malaysia, urusannya jadi panjang, energi yang dikeluarkan negara juga besar untuk melindungi nelayan tersebut. Jadi nelayan tolong hindari perairan di perbatasan negara lain saat gelombang tinggi dan arus bawah laut kuat," ujarnya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])