Pemkot Mataram Konsep Kelola Sampah Tanpa TPA

Nusantaratv.com - 20 Maret 2023

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam. (Foto: ANTARA/Nirkomaal)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam. (Foto: ANTARA/Nirkomaal)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep program jangka panjang yakni mengelola sampah tanpa tempat pembuangan akhir (TPA), karena sampah akan diolah menjadi berbagai barang bernilai ekonomis di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Senin, mengatakan, dalam perencanaannya ditargetkan sampah yang dikelola di TPST mencapai 60 persen.

"Sisanya 40 persen ini merupakan residu atau sisa sampah yang sudah tidak bisa kita manfaatkan. Itulah yang kita buang ke TPA," katanya.

Pembuangan residu ke TPA Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat, lanjutnya, sesuai dengan kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi NTB yang sudah meningkatkan status TPA lokal Mataram menjadi TPA regional, sehingga Pemerintah Kota Mataram harus tetap memberikan dukungan meskipun yang dibuang hanya residu.

Data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.

Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 175 ton per hari.

"Jika sudah TPST modern di Sandubaya terbangun tahun ini dengan anggaran pemerintah pusat Rp25 miliar, maka sampah yang akan terkelola bisa mencapai 60 persen," katanya.

Sementara, lanjut Kemal, jika ada tambahan satu lagi pembangunan TPST modern seperti TPST Sandubaya untuk di kawasan bagian barat, maka sampah yang dikelola di TPST modern bisa lebih dari 60 persen.

"Bahkan, ke depan Kota Mataram bisa menjadi daerah yang mengolah sampah tanpa TPA," katanya.

TPST itu disebut modern karena pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan teknologi mulai dari penerimaan sampah masuk, mesin pembuka otomatis, mesin pemilahan otomatis dan peralatan lainnya serba otomatis sehingga petugas yang akan ditempatkan nantinya cukup sekitar 15 orang.

"Sampah yang masuk sudah otomatis terpilah pada bak-bak yang disiapkan baik itu sampah organik maupun anorganik. Untuk organik akan jadi pakan maggot dan sebagian pupuk kompos dan pupuk cair," katanya.

TPST modern ini, tambahnya, akan jadi tempat pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis akan lengkapi dengan pembangunan hanggar besar yang berisi mesin pengolah sampah.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close