Nusantaratv.com - Pemerintah Kota atau Pemkot Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali menyalurkan bantuan pangan pemerintah pusat berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di tiga kelurahan di Kota Kendari.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari Abdul Rauf saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa bantuan pangan pemerintah pusat itu akan disalurkan kepada 1.055 KPM di Kelurahan Kadia, Bungkutoko, dan Kelurahan Lapulu.
"Total rinciannya, Kelurahan Kadia ada sebanyak 315 KPM, lalu di Kelurahan Bungkutoko ada 310 KPM, dan di Kelurahan Lapulu ada sebanyak 430 KPM," kata Abdul Rauf.
Dia menyebutkan bahwa penyaluran tersebut dilakukan langsung bersama-sama dengan Camat dan Lurah setempat kepada masing-masing warga
penerima manfaat di tiga kelurahan itu sesuai dengan instruksi dari pemerintah pusat.
"Penyaluran bantuan pangan pemerintah berupa beras ini bukan merupakan bantuan sosial atau Bansos, akan tetapi bantuan dari Badan Pangan Nasional. Dengan total warga yang menerima bantuan di Kota Kendari ini ada sebanyak 20.213 keluarga penerima manfaat," jelas Abdul Rauf.
Abdul Rauf menyampaikan bahwa pemerintah pusat memberikan bantuan itu dengan tujuan untuk mengantisipasi terkait dengan stabilitas harga dan dapat membantu meringankan beban masyarakat.
"Serta juga bantuan pangan berupa beras itu dapat menangani kemiskinan ekstren, stunting, gizi buruk, dan keadaan darurat lainnya," ujar Abdul Rauf.
Dia juga meminta kepada seluruh masyarakat KPM di Kota Kendari agar tidak membuang-buang makanan untuk dapat mengendalikan inflasi dan fluktuasi harga.
Abdul Rauf berpesan kepada seluruh masyarakat di Kota Kendari untuk memanfaatkan halaman rumah mereka agar bisa menanam lombok. Hal itu dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi inflasi daerah yang disebabkan oleh pangan.
“Tidak henti-hentinya kami mengingatkan pesan dari Pj Wali Kota untuk memanfaatkan halamannya untuk menanam lombok serta hidup hemat. Stop membuang-buang makanan untuk mengendalikan dampak dari inflasi dan fluktuasi harga,” ungkapnya.(Ant)