Pemkab Tapin Catat 99 Orang Terserang DBD pada Januari 2024

Nusantaratv.com - 29 Januari 2024

Arsip Foto - Seorang dokter anak di RSUD Datu Sanggul Rantau Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan memeriksa seorang anak yang positif kasus demam berdarah, Rabu (6/1/2024). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah
Arsip Foto - Seorang dokter anak di RSUD Datu Sanggul Rantau Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan memeriksa seorang anak yang positif kasus demam berdarah, Rabu (6/1/2024). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, mencatat jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) mencapai 99 kasus dan tiga orang meninggal dunia pada Januari 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Tapin Puji Winarto mengatakan 413 orang masuk sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) pada periode Januari 2024.

"Rata-rata yang terkena ada pada rentang 5-19 tahun, kebanyakan anak-anak," ujar Puji di Rantau, Kabupaten Tapin, Senin.

Puji mengungkapkan tiga kasus meninggal dunia akibat DBD berdomisili di Bakarangan, Binuang dan Margasari.

"Sedangkan dari 99 kasus positif, terbanyak ada di Kecamatan Salam Babaris dan Kecamatan Binuang," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Sanggul Kabupaten Tapin Milhan mengatakan tiga pasien DBD yang meninggal dunia karena terlambat datang ke rumah sakit.

"Ada tiga kematian, rata-rata karena keterlambatan datang dan ada juga pasien minta pulang padahal belum saatnya pulang," ungkapnya.

Milhan mengungkapkan kasus demam berdarah yang masuk ke RSUD Datu Sanggul Rantau sejak Oktober 2023 dan terus meningkat drastis hingga Desember.

"Untuk demam berdarah Oktober ada 35 orang, November naik jadi 61 orang. Sedangkan Desember meningkat menjadi 193 orang. Saat terjadi tren peningkatan ada tiga kematian," ujarnya.

Milhan menyayangkan banyak kasus demam berdarah dan menganggap adanya kasus kematian akibat DBD menjadi kejadian yang berstatus luar biasa.

Ia mengingatkan keterlambatan datang ke rumah sakit bagi pasien DBD tidak terulang kembali karena memiliki risiko yang tinggi.

"Memang faktor keterlambatan datang dibiarkan panas di rumah turun dan tak diobati sampai beberapa hari akhirnya terlambat," ungkapnya.

Milhan menyarankan apabila ada gejala panas yang mengarah ke demam berdarah agar langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Paling penting juga adalah pencegahan, yaitu pemberantasan sarang nyamuk kemudian bagi daerah banyak nyamuk bisa menggunakan kelambu. Apabila ada gejala langsung dibawa berobat," ujarnya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close