Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese yang Dikenal Pro LGBT Terpilih jadi PM Australia

Nusantaratv.com - 22 Mei 2022

Anthony Albanese (tengah) terpilih jadi PM Australia/ist
Anthony Albanese (tengah) terpilih jadi PM Australia/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Anthony Albanese resmi terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) Australia yang baru menggantikan PM sebelumnya Scott Morrison. 

Kemenangan Anthony Albanese merupakan kemenangan pertama Partai Buruh dalam satu dekade terakhir. 

Albanese bersumpah untuk menjadi " builder" atau "pembangun" dan perubahan yang aman.

Berkaca dari penguncian wilayah selama pandemi covid-19 yang membuat negara bagian Australia terputus satu sama lain dan kota-kota terpecah, memupuk persatuan adalah prioritas utama bagi Albanese. 

"Saya ingin menyatukan warga Australia. Saya ingin mencari tujuan bersama kita dan mempromosikan persatuan dan optimisme, bukan ketakutan dan perpecahan," kata Albanese dalam pidato kemenangan pada Sabtu (21/5/2022) malam.

Berikut rekam jejak Albanese hingga akhirnya terpilih menjadi PM Australia. 

Albanese atau akrab disapa Albo dikenal sebagai pembela sistem perawatan kesehatan gratis Australia, advokat untuk komunitas LGBT, seorang republikan, dan penggemar liga rugby yang bersemangat. 

Pria berusia 59 tahun ini dibesarkan di panti sosial oleh seorang ibu tunggal dengan pensiun disabilitas. Dia sering menyebut asuhannya sebagai dasar untuk keyakinan progresifnya. 

Albanese telah menjadi pemimpin Partai Buruh selama tiga tahun, mengambil alih setelah kekalahan mengejutkan dari pendahulunya Bill Shorten pada 2019.

Ia telah menjadi pendukung Partai Buruh sejak usia 20-an.

Albanese pernah menjadi menteri infrastruktur dan transportasi ketika Partai Buruh berkuasa di bawah Kevin Rudd pada 2007. 

Ketika Rudd merebut kembali jabatan perdana menteri pada tahun 2013, dukungan Albanese membuatnya diangkat menjadi wakil perdana menteri. Namun ia hanya menjabat posisi tersebut selama 10 minggu karena Partai Buruh kalah dalam pemilihan. 

Waktu Albanese akhirnya tiba pada 2019, setelah Shorten kalah dalam dua pemilihan dan digulingkan sebagai pemimpin Partai Buruh.

Albanese lantas menjadi suara terkemuka dari faksi kiri Partai Buruh, tapi sejak menjadi pemimpin ia telah memposisikan dirinya lebih ke tengah. Menjelang pemilihan, ia menarik kembali dukungannya terhadap kebijakan aksi iklim yang lebih agresif sambil meningkatkan retorika yang lebih keras terhadap China dan keamanan nasional.

Sebagai pemimpin, Albanese juga mendukung kebijakan kontroversial Australia untuk menolak setiap pencari suaka yang datang dengan kapal. Namun, dia tetap setia pada akar buruhnya, menjanjikan pengeluaran besar untuk sektor perawatan lansia yang bermasalah di negara itu, perawatan anak yang lebih murah, dan menghidupkan kembali industri manufaktur.

Partai Buruh telah berjanji untuk mengadakan referendum untuk menetapkan dalam konstitusi Suara Pribumi untuk Parlemen. Ini adalah sebuah badan penasehat yang akan memberikan peran kepada masyarakat Aborigin dan Torres Strait Islander dalam membentuk kebijakan yang mempengaruhi mereka. 

Albanese membuka pidato kemenangannya dengan mengulangi janji ini. 

"Saya ingin Australia terus menjadi negara yang di mana pun Anda tinggal, siapa yang Anda sembah, siapa yang Anda cintai atau apa nama belakang Anda, tidak membatasi perjalanan hidup Anda," tukasnya, mengutip kompascom. 


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close