Nusantaratv.com - Selama 2023, perputaran uang dalam judi online menembus Rp327 triliun. Tidak mengherankan jika warga Indonesia menjadi incaran mereka yang berbisnis dalam judi online.
Pemerintah berupaya dalam memerangi judi online. Salah satunya adalah melakukan pemblokiran. Hingga April 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir sekitar 1,4 juta lebih konten judi online.
"Sejak 17 Juli 2023 hingga 28 April 2024, Kementerian kominfo telah memutus akses situs atau men-take down sekitar 1.685.882 konten terkait judi online," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat menjadi narasumber dalam program NTV Prime di Nusantara TV, Selasa (30/4/2024).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, sepanjang 2023, terjadi 168 transaksi judi online dengan nilai yang sangat fantastis yakni Rp327 triliun. "Di mana sebanyak 2,7 orang Indonesia terlibat judi online, dan 2,1 jutanya adalah anak muda. Sangat berbahaya buat generasi muda kita. Terutama kemajuan Indonesia di masa depan," sambungnya.
Budi Arie mengungkapkan, banyak masyarakat yang terlibat judi online dikarenakan pemahaman masyarakat yang melihat kegiatan perjudian membawa keuntungan finansial.
"Ini yang perlu kita sosialisasikan. Itu tidak akan pernah ada yang menang melawan mesin. Jadi kita harus kampanyekan terus, harus menyampaikan kepada publik, menegaskan kepada mereka tidak ada orang yang bisa menang main judi online. Jadi jangan main judi online, kalian akan sia-sia nggak akan bisa menang," imbuhnya.
Selain itu, kata Budi Arie, modus operandi judi online memanfaatkan konten situs yang tidak terkait dengan kegiatan perjudian. "Seolah-olah situs itu bukan judi, tapi ujung-ujungnya diarahkan ke situs judi online, dengan menjebak masyarakat mengakses situs judi online. Sedangkan situs yang terblokir bisa muncul kembali dengan nama yang berbeda. Misalkan texas88 diganti menjadi texas.88, dibeda-bedakan sedikit saja," terang Budi Arie.
Untuk itu, dia menegaskan, Pemerintah tidak akan pernah berhenti terutama Kominfo untuk berperang melawan judi online. "Karena kita anggap judi online ini cuma menipu masyarakat. Menkominfo sudah melakukan pemblokiran, kemudian juga sudah menyurati platform, lalu juga ada upaya untuk membentuk Satgas," urainya.
Diungkapkannya, pembentukan Satgas ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dipimpin Menkopolhukam. Mengingat pemberantasan judi online ini sudah lintas kementerian dan lembaga.
"Karena disitu ada soal luar negeri juga. Kita tahu di Indonesia ini banyak situs perjudian di operasikan dari negara-negara tetangga kita. Seperti Kamboja, Filipina, Thailand dan lain sebagainya. Itu perlu diplomasi-diplomasi ke luar negeri."
"Sehingga perlindungan atau kerja sama lintas negara ini bisa terwujud. Karena kita tahu judi online ini kejahatan trans nasional, lintas negara. Bukan hanya satu negara. Beda dengan judi offline. Kasir digerebek selesai. Judi online ini memanfatkan teknologi digital. Ini bisa dipraktikan dimanapun. Ini yang juga perlu diantisipasi," tegas Budi Arie.
Menanggapi tidak adanya tindakan nyata yang bisa menghukum pelaku atau sumber dana judi online, Budi Arie menyebutkan, pemberantasan judi online harus melibatkan kementerian dan lembaga lain.
"Makanya Satgas judi online ini harus melibatkan kementerian dan lembaga lain. OJK untuk pemblokiran rekening, PPATK untuk melacak transaksi. Mengatasi judi online harus holistik dan komprehensif. Tugas kominfo memblokir saja, selanjutnya menutup rekening menjadi ranahnya OJK. Terus aparat penegak hukum juga dilibatkan. Betul tidak ada judi online kalau ada online-nya. Ya, kalau kita tutupin terus sampai kapanpun akan berhenti pada pekerjaan menutup saja. Menutup judi online tetap dilakukan terus, tapi persoalannya adalah selalu berganti nama," cetus Budi Arie.
Pemerintah, kata dia, bakal memberikan pesan tegas kepada para bandar judi online. Negara tidak boleh kalah dengan para bandar judi online. "Jadi kementerian dan lembaga pemerintah solid. Sikapnya jelas, satu suara untuk memberantas dan melarang judi online," tukas Budi Arie.