Nusantaratv.com -- Perjuangan terbentuknya Badan Perwakilan Anggota BPA Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 telah ditunggu-tunggu para pemegang polis diseluruh Indonesia.
Meskipun saat ini telah Terbentuknya BPA periode 2022-2027 Namun tidak lah mudah, dikarenakan banyak persoalan yang harus diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
Pasalnya, AJB Bumiputera 1912 terlahir dari sebuah perkumpulan orang dan bukan padat Modal, sehingga diperlukan kesabaran dan kecerdasan untuk penyelesaian masalah yang super kompliketet.
"Secara internal maupun secara eksternal karena AJB Bumiputera 192 sebagai perusahaan pelopor asuransi di tanah air yang tidak perlu diragukan lagi," ujar Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912 Nyoman Aryawan.
Nyoman Aryawan yang menuliskan surat terbuka kepada BPA AJB Bumiputera 1912 menilai, meski kondisi memprihatinkan namun kesadaran penyelamatan perusahaan tetap jalan.
"Saya menilai, resminya Anggota BPA pada tanggal 27 Mei 2022 mengikrarkan diri sebagai pemilik perusahaan, segala kebijakan terhadap kepentingan pemegang polis harus segera dapat di wujudkan," papar Nyoman.
"Walaupun saat pemilihan ketua BPA sebagai pengambil kebijakan penuh dengan Dinamika tapi itulah cerminan demokrasi di perusahaan," tambahnya.
Dengan telah terbentuknya BPA baru menurut Nyoman, membuka harapan baru bagi para stake holders khususnya pemegang polis dan Regulator/Pemerintah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar carut marut dalam menangani permasalahan keuangan, kepercayaan dan going concern AJB Bumiputera 1912 dapat diselesaikan.
Nyoman yang juga mantan kepala Akunting di salah satu perusahaan BUMN Pertambangan, menjabarkan, AJB Bumiputera 1912 didirikan 110 Tahun lalu dengan semangat Ideologi yang dibangun dalam kebersamaan para guru Hindia Belanda.
Nilai ideologi ini yang masih terpelihara sampai saat ini dalam bentuk Badan Usahanya yakni mutual, yang merupakan salah satu bentuk kebersamaan dengan membangun komunikasi dan informasi secara transparan, obyektif dan terukur.
"Komunikasi tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan. Jadi diharapkan selain pemegang polis, diharapkan masyarakat luas bisa mengikuti proses dan perkembangan AJB Bumiputera 1912 dalam rangka melakukan perbaikan dan penyehatan perusahaan," tutur Nyoman.
Tujuan utamanya adalah bagaimana filosofi ideologi mutual ini terbangun secara terencana, sistematis dan berkelanjutan yang melibatkan seluruh stake holders untuk mendorong percepatan bangkit dan berjaya kembali AJB Bumiputera 1912.
Sejak terpilihnya para anggota BPA dan sudah mengawali sidang pada tanggal 27 Mei 2022 lalu, membawa angin segar dalam merajut semangat dan harapan baru.
"Sekecil apapun sebuah harapan jika dipupuk dengan Kebersamaan, simpati, empati, akan berdampak pada sebuah keniscayaan untuk mengembalikan eksistensi AJB Bumiputera 1912," pungkasnya.
Dalam menata ulang perusahaan diperlukan semangat idealisme, kebersamaan dan profesionalisme sehingga seluruh organisasi diharapkan dapat merefleksikan semangat itu dalam kinerjanya.
Apalagi di era yang penuh teknologi ini, Nyoman berharap AJB Bumiputera 1912 segera berbenah dengan menyesuaikan diri beradaptasi dengan sarana dan prasarana kerja yang berbasis pada teknologi.
Dengan teknologi yang semakin masif di gunakan dalam industri asuransi dan perbankan juga financial teknologi akan mempunyai nilai menguntungkan perusahaan, selain efisien kecepatan dalam pelayanan kepada nasabah dan calon nasabah dapat dilakukan secara real time.
Dalam membangun infrastruktur teknologi saat ini tidak harus melakukan self development karena banyak perusahaan IT penyedia teknologi yang menyediakan program yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Demi suksesnya percepatan dalam perbaikan AJB Bumiputera 1912 dalam pola tata kelola yang baru, Nyoman memaparkan harus dilakukan transformasi pengelolaan operasional perusahaan dengan Teknologi Digital, ini berimplikasi pada:
1. Efisien dari sisi biaya,
2. Cepat dalam pelayanan,
3. Keterbukaan dalam komunikasi dan informasi,
4. Dengan berbasis teknologi digital maka mudah dalam melakukan aliansi strategis dengan bisnis partner,
5. Terbukanya peluang usaha baru dalam upaya intesifikasi penerimaan pendapatan di luar premi melalui anak perusahaan yang ada saat ini,
6. Bisnis dapat terkontrol secara real time sehingga kinerja organisasi terukur dari system yang ada,
7. Inovasi dan development bisnis dapat diantisipasi secara obyektif sebagai alat untuk mengambil keputusan sesuai kondisi real time,
8. Kolaborasi seluruh stake holders akan menentukan AJB Bumiputera 1912, kembali bangkit dan eksis di industri asuransi jiwa Indonesia.
Keterlibatan seluruh pihak menurut Nyoman, mulai dari BPA, BOD, BOC, pemegang polis, karyawan dan regulator harus kedepankan kebersamaan (mutual), simpati dan empati, menyikapi permasalahan AJB Bumiputera 1912.
"Ini menjadi kunci sukses dalam mengurai permasalahan, karena tanpa tekad dan semangat militansi akan sulit dalam mempertahankan eksistensi AJB Bumiputera 1912, di industri Asuransi Jiwa Indonesia," tutupnya.