Pembunuh Abe Sempat Surati Blogger, Ungkap Rencana Penembakan

Nusantaratv.com - 18 Juli 2022

Tetsuya Yamagami. (Net)
Tetsuya Yamagami. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Tetsuya Yamagami, pembunuh Shinzo Abe, sempat mengirim surat berisikan niatnya membunuh sang eks perdana menteri Jepang itu sebelum beraksi.

Media lokal Jepang melaporkan Yamagami sempat mengirim surat itu dari Kota Okayama ke seorang blogger yang tinggal di daerah Chugoku. Blogger itu diketahui pengkritik sekte Gereja Unifikasi yang dibenci Yamagami dan menjadi salah satu alasannya membunuh Abe.

Surat itu berisikan kebencian Yamagami yang kuat terhadap Gereja Unifikasi, di mana sang ibu ialah salah satu jemaat sekte tersebut.

Dalam surat itu, pria 41 tahun itu bahkan menyatakan Abe "bukan lah musuh aslinya".

"Saya telah memikirkannya dengan pahit, tetapi dia (Abe) bukan musuh asli saya. Abe hanyalah salah satu simpatisan Gereja Unifikasi paling berpengaruh di dunia nyata," kata Yamagami dalam suratnya kepada blogger tersebut.

"Saya tidak lagi punya waktu untuk memikirkan makna politik dan konsekuensi yang akan timbul dari kematian Abe."

Yamagami mengungkapkan dalam surat itu bahwa dia adalah seorang pembaca setia blog pria tersebut dan menulis tentang latar belakangnya melakukan pembunuhan.

"Dendam saya melawan Gereja Unifikasi sudah berlangsung sekitar 30 tahun," tulis Yamagami dalam suratnya itu.

Yamagami sebelumnya memang mengatakan kepada penyelidik bahwa dia menargetkan Abe karena dia pikir mantan perdana menteri itu terkait dengan Gereja Unifikasi. Polisi yakin dia mungkin mencoba memicu kritik terhadap kelompok itu dengan membunuh Abe.

Kepolisian Prefektur Nara, kota tempat penembakan Abe berlangsung, mengakui tahu akan keberadaan surat Yamagami itu dan berniat menyelidikinya lebih lanjut.

Polisi juga berniat menyelidiki bagaimana kebencian Yamagami terhadap Gereja Unifikasi bisa menyebabkannya membunuh Abe.

Surat tersebut dikirim di hari pembunuhan Abe. Media lokal meyakini surat itu dikirim ketika Yamagami tengah dalam perjalanan menuju Kota Nara tempat Abe kampanye dan membunuhnya saat berpidato.

Surat itu ditulis dalam sebuah kertas berukuran A4 dan tidak dilengkapi identitas pengirim. Tapi, dalam amplop surat tersebut berisi salinan kesepakatan Gereja Unifikasi untuk mengembalikan dana 50 juta yen (Rp5,4 miliar), sebagian uang yang disumbangkan sang ibu, kepada keluarga Yamagami, mengutip The Straits Times dari Yomiuri Shimbun dan Asia News Network. 

Nama lengkap Yamagami serta alamatnya pun tertera dalam salinan kesepakatan tersebut.

Sementara, pria yang dikirimi surat oleh Yamagami itu merupakan seorang blogger yang kerap mengkritik aktivitas Gereja Unifikasi yang memang dinilai menyesatkan.

Dia mengaku belum pernah bertemu Yamagami, tetapi surat itu menyatakan bahwa Yamagami adalah seorang fan.

Sang blogger menemukan surat itu di kotak surat rumahnya pada 13 Juli, lima hari setelah pembunuhan.

"Apa yang dia lakukan tidak bisa dimaafkan," kata pria itu kepada The Yomiuri Shimbun.

"Saya pikir dia mungkin tidak memiliki siapa pun untuk diajak bicara dan ingin mengungkapkan perasaannya kepada seseorang ... Dia mungkin mengira saya adalah temannya karena saya mengoperasikan blog yang dia baca dan share."

Blogger menulis tentang masalah yang dialami oleh anak-anak orang yang percaya kelompok itu.

"Saya memahami penderitaan anak-anak anggota (Gereja Unifikasi). Saya berharap dia (Yamagami) bisa berkonsultasi dengan saya dulu secara langsung sebelum melangkah sejauh itu," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close