Nusantaratv.com - Juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Obeida mengonfirmasi mereka telah membunuh total 36 tentara pendudukan dalam operasi terpisah selama 72 jam atau dalam 3 hari terakhir .
Pejuang perlawanan juga menegaskan mereka mampu melukai atau membunuh puluhan tentara Israel, dengan menggunakan granat berpeluncur roket, senapan serbu, alat peledak rakitan yang diproduksi secara lokal.
Dia menyatakan mujahidin menyita perlengkapan dan senjata beberapa tentara Israel, Abu Obeida juga mengungkapkan penembak jitu Al-Qassam berhasil menargetkan tentara Israel di seluruh Jalur Gaza.
Selain itu, juru bicara tersebut mengatakan faksi Perlawanan melancarkan beberapa serangan roket dan mortir terhadap posisi Israel di beberapa titik konfrontasi, termasuk markas komando pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.
Pernyataan yang dibuat Abu Obeida muncul setelah faksi Perlawanan mengumumkan beberapa operasi luar biasa, yang menargetkan tentara pendudukan di seluruh Jalur Gaza.
Efektivitas operasi ini juga diakui oleh juru bicara militer Israel yang mengumumkan jika delapan tentara pendudukan Israel terluka parah pada Kamis (14/12/2023).
Sementara itu, sembilan tentara Golani, termasuk tentara dan perwira tinggi, tewas dalam penyergapan Perlawanan pada Selasa (12/12/2023). Beberapa tentara IOF lainnya juga tewas dalam penyergapan yang sama ketika mereka datang untuk menyelamatkan pasukan asli yang jatuh ke dalam perangkap Perlawanan.
Dalam konteks ini, seorang anggota biro politik Hamas dan perwakilan senior gerakan tersebut, Osama Hamdan, menekankan Brigade ini memenuhi janjinya untuk mengubah Gaza menjadi kuburan bagi pasukan Israel yang menyerang.
Hamdan menekankan dampak buruk yang ditimbulkan Gaza terhadap tentara pendudukan Israel dalam konferensi pers yang diadakan di Beirut, Lebanon. Dia menunjuk pada fakta jika komando militer dan politik Israel kini tidak memiliki pilihan selain mengakui agresi mereka di Jalur Gaza gagal mencapai tujuannya.
Mengenai kemungkinan menenggelamkan terowongan Perlawanan dengan air laut, sebuah rencana yang dilaporkan telah diupayakan oleh militer pendudukan, Hamdan mengatakan terowongan ini dirancang oleh para insinyur ahli untuk mengatasi risiko tersebut.
Mengomentari pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini, pejabat Hamas mengatakan iden telah mengakui kejahatan perang Israel di Gaza setelah dia mengkritik "pengeboman tanpa pandang bulu" yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
"Mereka (Israel) mulai kehilangan dukungan karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden, mengacu pada dukungan kolektif Barat terhadap agresi genosida Israel di Jalur Gaza, seperti dilaporkan Al-Mayadeen, Kamis (14/12/2023).
Hamdan juga mengecam entitas yang membahas masa depan politik dan administratif Jalur Gaza ketika agresi Israel di Gaza berakhir, dengan mengatakan mereka harus "melihat masa depan entitas Zionis".