Nusantaratv.com - Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev menuding Amerika Serikat (AS) berulang kali melanggar kedaulatan negara lain sambil mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Dia menyebut Negara Paman Sam itu sebagai negara diktator terbesar di dunia.
"Berbicara dengan jujur mengenai kebebasan memilih, Amerika Serikat, yang telah menyatakan dirinya sebagai diktator terbesar di dunia, sebenarnya hanya akan menyalahgunakan negara-negara yang kedaulatan dan demokrasinya dilanggar," ujar Patrushev dalam sebuah wawancara dengan Surat kabar Rusia, Rossiyskaya Gazeta, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (28/3/2023).
Pernyataan itu dilontarkan Patrushev untuk mengomentari KTT Demokrasi yang akan datang. Dia meyakini KTT itu bakal menjadi pertemuan para pendukung tatanan dunia versi Amerika Serikat, dimana Washington ingin memainkan peran sentral tanpa batas, dan setiap pembangkang dapat diharapkan diberi label sebagai 'negara non-demokratis'.
Patrushev menegaskan AS akan memproklamirkan dirinya sebagai pembela hukum internasional dan menyatakan seluruh dunia harus mengikuti aturannya. Sementara, dia menambahkan, lawan geopolitik akan dengan sengaja dituduh melakukan kejahatan perang dan korupsi, tetapi seperti biasa mereka akan menutup mata untuk tindakan nyata genosida dan penipuan keuangan yang dilakukan dengan persetujuan Gedung Putih.
"Tugas utama rezim politik di Amerika Serikat modern adalah menyesatkan penduduknya sendiri. Demokrasi hanyalah fasad indah dari sistem negara, yang dirancang untuk menyembunyikan pengabaian hak-hak orang Amerika biasa," kata Patrushev.
Dia mempertanyakan kebebasan berekspresi di AS, bahkan mantan presiden Amerika Serikat tidak diizinkan untuk berbicara di jejaring sosial dan media mengenai topik yang menarik bagi masyarakat. Hal itu disampaikan mengacu pada larangan terhadap mantan Presiden Donald Trump.
"Dengan memproklamasikan slogan-slogan demokrasi yang tidak pada tempatnya, sebenarnya Washington telah lama menjadi juara dalam melanggar kedaulatan negara, dalam sejumlah perang dan konflik yang dilancarkannya," jelasnya
Dia mengatakan NATO adalah pihak yang berada dalam perang Rusia di Ukraina, yang dimulai Februari lalu, dan KTT akan mencakup topik memberikan bantuan lebih lanjut ke Kiev, Ukraina.
"Dengan mencoba memperpanjang konfrontasi militer ini selama mungkin, mereka tidak menyembunyikan tujuan utama mereka - kekalahan Rusia di medan perang dan pemotongan lebih lanjut," tukas Patrushev.