Nusantaratv.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan mencabut penonaktifan 63 personel PBNU yang selama ini terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024, baik sebagai tim sukses Capres-Cawapres maupun calon legislatif (caleg).
Alasan pencabutan penonaktifan ke-63 personel tersebut karena Pemilu 2024 sudah selesai dan tidak ada potensi masalah.
“Kami butuh mereka untuk segera bekerja kembali,” kata dia.
Penonaktifan tersebut sebelumnya tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 285/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024 tentang Penonaktifan Fungsionaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
“Kami memutuskan untuk mencabut penonaktifan dari teman-teman yang kemarin non-aktif. Jadi dimulai hari ini, seluruh personel PBNU maupun pengurus-pengurus badan otonom telah aktif kembali menjalankan tugas sebagaimana biasa,” Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf saat menggelar jumpa pers di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (17/2/2024).
Diketahui saat Pemilu 2024 berlangsung, setidaknya terdapat 63 orang personel PBNU yang terlibat dalam berbagai peran dalam kontestasi pemilu, baik sebagai tim sukses, juru kampanye, maupun calon legislatif.
“Itu ada sekitar 20 orang yang terlibat dalam Tim Sukses Ganjar-Mahfud, ada sekitar 5 orang terlibat dalam tim sukses dan juru kampanye Prabowo-Gibran, ada 1 orang terlibat dalam Tim Sukses Anies-Muhaimin,” papar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Diantara ke-63 personel yang diaktifkan kembali oleh PBNU, antara lain Menteri BUMN Erick Thohir (Ketua Lakpesdam PBNU) dan Khofifah Indar Parawansa yang ikut mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka serta Yenny Wahid bagian dari TPN Ganjar-Mahfud.
Pemilu Lancar dan Damai
Pada kesempatan itu, Gus Yahya juga bersyukur karena hajatan demokrasi lima tahunan Pemilu 2024 telah berlangsung damai. Saat pencoblosan berlangsung, masyarakat juga terlihat antusias mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).
Dengan berakhirnya pemungutan suara, Gus Yahya menganggap Indonesia telah meraih kemenangan dalam proses ini.
“Sampai titik ini, kami menyimpulkan bahwa dalam proses ini Indonesia sudah menang, karena proses berjalan dengan baik, damai, lancar dan bisa kita selesaikan tinggal menunggu hasilnya,” ujar Gus Yahya.
Karenanya, sambung Gus Yahya, apapun hasil akhir dari proses demokrasi ini, yang terpenting adalah bersyukur atas proses pemilu yang lancar dan damai.
Menurut dia, jika dalam pelaksanaan ada hal-hal yang dianggap kurang, masyarakat atau partai politik bisa menyelesaikan melalui proses-proses yang semestinya, yaitu secara hukum. Ia percaya suasana yang kondusif selama proses pemilu akan berlanjut hingga pengumuman hasil. Karenanya, ia berharap apapun hasil resminya, masyarakat bisa menerimanya.
Bikin Gara-gara
“Kita yakin suasana ini akan berjalan dengan baik sebagaimana yang terlihat suasananya sampai hari ini. Aneh kalau tiba-tiba ada letupan. Kalau ada letupan pasti ada yang sengaja bikin gara-gara,” ujar Gus Yahya.
Hingga saat ini, dia tidak melihat adanya potensi masalah yang berarti yang memerlukan penanganan khusus. Hal ini membuat PBNU yakin bahwa ke depannya tidak akan ada potensi masalah yang signifikan.