PBB Sampaikan Keprihatinan Usai Taliban Tangkap Sejumlah Aktivis Perempuan

Nusantaratv.com - 06 November 2022

Pasukan Taliban berpatroli di depan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 2 September 2021. (Stringer/File Photo/Reuters)
Pasukan Taliban berpatroli di depan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 2 September 2021. (Stringer/File Photo/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan keprihatinan yang mendalam setelah Taliban menangkap sejumlah aktivis hak-hak perempuan.

Taliban bahkan mengagalkan acara gerakan hak-hak perempuan baru di Afghanistan pada Kamis (3/11/2022) sore itu. Mereka menggeledah peserta dan menangkap penyelenggara acara.

"Kami telah menerima laporan yang sangat mengkhawatirkan bahwa kemarin (Kamis) sore di Kabul, sejumlah pejabat keamanan de facto mengganggu konferensi pers oleh organisasi masyarakat sipil perempuan," kata juru bicara kantor Hak Asasi PBB Jeremy Laurence kepada wartawan di Jenewa, dikutip dari Alaraby, Minggu (6/11/2022).

Disebutkannya, seorang wanita, Zarifa Yaqobi, dan empat rekan prianya telah ditangkap di acara yang diselenggarakan oleh Gerakan Wanita Afghanistan untuk Kesetaraan itu. "Kami prihatin dengan kesejahteraan lima orang ini dan telah mencari informasi dari pihak berwenang de facto mengenai penahanan mereka," lanjut Laurence. 

Mengutip sumber anonim, Laurence mengatakan peserta wanita lain di acara tersebut ditahan selama sekitar satu jam, dan diserahkan ke badan pencarian dan ponsel mereka diperiksa sebelum dibebaskan.

Seorang peserta menguatkan akun itu, mengatakan kepada AFP bahwa Yaqobi adalah penyelenggara acara yang dimaksudkan untuk 'meluncurkan gerakan hak-hak perempuan baru'. Sementara keempat pria yang ditangkap adalah saudara laki-lakinya. 

"Ketika kami memulai acara, Taliban memberi tahu kami bahwa kami tidak dapat menahannya dan meminta para jurnalis yang hadir untuk pergi," ungkap Mandegar, seorang aktivis hak-hak perempuan yang hanya ingin memberikan nama belakangnya demi alasan keamanan. 

Setelah selesai, Taliban mengirim petugas polisi wanita guna memeriksa seluruh isi ponsel dan menghapus semua gambar acara itu.

"Mereka juga menghina dan mengancam kami sebelum mereka mengizinkan kami pergi satu per satu. Bahkan ketika Anda tidak bisa mengadakan acara kecil untuk menuntut hak asasi manusia, rasanya sangat mengecewakan," tambah Mandegar.

Sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021, Taliban telah mengeluarkan banyak pembatasan yang mengendalikan kehidupan perempuan, menghalangi anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah dan melarang perempuan dari banyak pekerjaan pemerintah.

Laurence menekankan, semua warga Afghanistan memiliki hak untuk berkumpul secara damai, kebebasan berekspresi dan berpendapat, tanpa takut ditangkap atau diintimidasi. "Kami mendesak otoritas de facto untuk menghormati hak-hak ini," tegas Laurence.

Dia juga ingat jika Afghanistan adalah penandatangan Konvensi Menentang Penyiksaan dan meminta Taliban untuk menghormati hak semua orang yang ditahan.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])