Payaman Simanjuntak Sebut Indonesia Perlu Perluas Kesempatan Kerja

Nusantaratv.com - 04 Februari 2024

Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak saat menjadi narasumber jelang debat capres Pilpres 2024 di Nusantara TV, Minggu (4/1/2024).
Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak saat menjadi narasumber jelang debat capres Pilpres 2024 di Nusantara TV, Minggu (4/1/2024).

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia masih dihadapkan dengan masalah pengangguran, rendahnya produktivitas, dan banyaknya pekerja yang bekerja di sektor informal.

Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak mengungkapkan, permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini mengenai ketenagakerjaan yakni perluasan kesempatan kerja dan produktivitas kerja.

"Di dalam negeri sangat terbatas kesempatan kerja, meskipun ada sedikit penurunan selama 10 tahun ini, tapi tingkat pengangguran di Indonesia ini masih relatif tinggi. Jadi masih tetap di atas 7 juta yang menganggur, atau di atas 5 persen. Di Indonesia masih sangat terbatas pengangguran, makannya ada kesempatan di luar negeri, mereka mencobanya," ujar Payaman saat menjadi narasumber menjelang debat kelima capres Pilpres 2024 di Nusantara TV, Minggu (4/2/2024).

Terkait perlindungan pekerja di luar negeri, dia mengungkapkan, Indonesia masih memiliki keterbatasan, bukan pada undang-undangnya, melainkan pada pengerahan tenaga kerja dan pemerintah Indonesia yang tidak bisa berbuat banyak mengenai perlindungan pekerja di luar negeri.

"Karena sangat tergantung bagaimana kebijakan pemerintah di negara yang bersangkutan. Ini masalah yang terbesar mengenai pengiriman tenaga kerja migran, terutama untuk pekerja-pekerja yang bekerja di sektor rumah tangga dan di perkebunan, aspek perlindungannya sangat kurang. Sedangkan untuk pekerja yang bekerja di pabrik seperti di Singapura, Jepang, Taiwan dan Korea, karena mereka bekerja di sektor produksi dan di sektor manufaktur, membuat perlindungan mereka sudah relatif baik," sambungnya.

Menurut Payaman, di Indonesia yang harus dilakukan adalah bagaimana memberdayakan para penggerah tenaga kerja sehingga mempunyai mitra kerja di luar negeri, dan hal ini yang perlu terus didorong. 

"Sebenarnya yang lebih penting buat Indonesia adalah memaksimalkan di dalam negeri, karena sampai saat ini masih ada pengangguran sebesar 7 juta lebih. Diantara yang 7 juta ini masih ada pengangguran lulusan perguruan tinggi sekitar 900 ribu. Jadi artinya setiap tahun terus bertambah sarjana-sarjana baru, makanya yang penting sebenarnya untuk pemerintah yang akan datang mudah-mudahan nanti akan juga dibicarakan dalam debat. Dan siapa pun yang terpilih, terpenting adalah bagaimana menciptakan kesempatan kerja di dalam negeri," tambah Payaman. 

Sejauh ini, dia mengakui, ada calon pasangan yang mengatakan jika terpilih akan menciptakan kesempatan kerja kepada 19 juta orang. "Tapi bagaimana menciptakan kesempatan kerjanya itu yang belum tahu, sehingga saya belum yakin soal itu. Karena selama ini juga ada pendekatan-pendekatan yang tidak selalu mencapai puncaknya," ungkapnya.

"Karena pemerintah kita selalu berorientasi investasi yang besar dari luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja, tapi perlu diingat itu masih tetap padat modal, jadi tidak banyak menyerap tenaga kerja. Memang cukup banyak investasi, tapi daya penyerapannya kurang, karena di Indonesia ini sekitar 60 persen bekerja di sektor informal. Inilah membuat produktivistasnya rendah," tukas Payaman. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close