Pasukan Rusia di Ukraina Ogah-ogahan Jalankan Perintah Putin

Nusantaratv.com - 31 Maret 2022

Pasukan Rusia. (Net)
Pasukan Rusia. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Badan pusat intelijen Inggris Markas Komunikasi Pemerintah (GCHQ) menyebut sebagian tentara Rusia di Ukraina menolak melaksanakan perintah invasi.

Berbicara dalam perjalanan ke Canberra, Direktur CGHQ, Sir Jeremy Fleming, menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah salah menilai situasi dan pergerakan pasukannya di Ukraina yang saat ini dilaporkan mengalami kemunduran.

"Sepertinya Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran. Jelas, dia salah menilai perlawanan rakyat Ukraina," ujar Fleming, Rabu (30/3/2022).

Fleming menyebut, Putin melebih-lebihkan kemampuan militer Rusia guna mengamankan kemenangan dengan cepat di Ukraina.

"Kami telah melihat tentara Rusia-kekurangan senjata dan moral-menolak melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri, dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming tanpa merinci kapan hal itu terjadi. 

Fleming menjelaskan, para penasihat dan pejabat senior Rusia juga takut mengatakan tentang situasi yang sebenarnya terjadi di Ukraina.

"Kami percaya penasihat Putin takut mengatakan yang sebenarnya, apa yang terjadi dan sejauh mana penilaian salah ini harus jelas bagi rezim penguasan," jelas Fleming, mengutip CNN. 

Fleming juga mengatakan bahwa Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris telah melihat "niat berkelanjutan dari Rusia untuk mengganggu sistem pemerintahan dan militer Ukraina."

Fleming menuturkan lembaganya juga telah melihat indikator yang menunjukkan aktor siber Rusia berupaya mencari target di negara-negara yang menentang tindakan Kremlin.

Dia juga mengatakan "jelas" bahwa Rusia menggunakan tentara bayaran dan pejuang asing untuk mendukung pasukannya - termasuk kelompok Wagner.

"Kelompok itu bekerja sebagai cabang bayangan dari militer Rusia, memberikan penyangkalan yang tidak masuk akal untuk operasi yang lebih berisiko," kata Fleming.

Dirinya menambahkan, pasukan Wagner sekarang siap mengirim sejumlah besar personel ke Ukraina untuk berperang membantu Rusia.

"Mereka sedang mempertimbangkan untuk memindahkan pasukan dari konflik lain dan merekrut pejuang baru untuk meningkatkan jumlah," kata dia.

"Tentara ini kemungkinan akan digunakan sebagai umpan meriam untuk mencoba membatasi kerugian militer Rusia," imbuh Fleming.

Mengenai peran China, Fleming menyebut ada risiko bagi Rusia dan China terkait dengan kedua negara yang terlalu dekat dengan konflik Ukraina.

"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka bertentangan; Rusia bisa terasingkan dari persekutuan (dengan China)," tandasnya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close