Nusantaratv.com - Ukraina mengklaim pasukan Rusia semakin melemah dan mengalami kekurangan logistik. Ini berlangsung jelang sebulan agresi mereka ke Ukraina.
Salah seorang komandan senior militer Ukraina mengungkapkan, kini pasukan Rusia di Ukraina hanya memiliki amunisi, makanan, dan bahan bakar yang hanya cukup untuk bertempur selama tiga hari ke depan.
"Kami benar-benar yakin bahwa pasukan Rusia telah menggunakan banyak sumber daya termasuk kategori senjata tertentu dan kami telah melihat laporan terisolasi dari unit tertentu yang kekurangan pasokan dalam satu atau lain jenis," ujar pejabat militer Ukraina, Rabu (23/3/2022).
"Ini konsisten dengan pergerakan pasukan Rusia yang melemah. Kekurangan rantai logistik menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak seefektif yang mereka harapkan," imbuhnya.
Militer Ukraina menyebut masalah utama pergerakan pasukan Rusia adalah kegagalan untuk meletakkan pipa bahan bakar di depan. Kendati pernyataan itu belum dapat diverifikasi secara independen.
Mengutip The Guardian, pernyataan Ukraina itu juga dibenarkan Amerika Serikat yang menganggap pasukan Rusia mulai tertekan hingga kekurangan pasokan logistik di hari ke-27 invasi pada Selasa (22/3/2022).
Klaim AS muncul kala pasukan Rusia juga dilaporkan kian kewalahan akibat perlawanan pasukan Ukraina yang mulai bergerak dalam posisi siap menyerang balik.
"Kami pikir mereka (pasukan Rusia) memiliki masalah komando dan kontrol," kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, di Washington mengutip AFP.
Pejabat senior Pentagon bahkan meyakini sebanyak 10 persen pasukan Rusia di Ukraina mungkin telah gugur menjelang sebulan invasi.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelumnya memprediksi Presiden Vladimir Putin tengah dalam posisi terdesak dan kehabisan cara lantaran invasinya ke Ukraina tak berjalan sesuai rencana.
Biden mendasari asumsinya itu dari keputusan Rusia menggunakan rudal hipersonik beberapa kali untuk menyerang Ukraina baru-baru ini.
"Seperti yang Anda semua tahu, itu merupakan senjata yang punya konsekuensi besar, dan dengan hulu ledak yang sama seperti rudal peluncuran lain, itu tidak banyak perbedaan, kecuali hampir tidak mungkin menghentikannya. Ada alasan mereka menggunakannya," kata Biden.
Biden mengatakan salah satu alasan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggunakan rudal hipersonik di Ukraina karena Moskow dalam keadaan terdesak.
Menurutnya, Putin sudah tak memiliki pilihan lain selain menggunakan cara brutal dalam melancarkan invasi karena "operasi militernya" yang sudah berlangsung lebih dari tiga pekan itu belum juga membuahkan hasil signifikan.
Biden menilai Putin tak mengantisipasi soal perlawanan tentara Ukraina yang sengit.
"Semakin sedikit opsi yang dia (Putin) punya, semakin parah taktik yang dia gunakan," sambung Biden.
Awal pekan ini, salah satu media Rusia yang pro-pemerintah, tabloid Komsomolskaya, merilis data terbaru jumlah kematian tentara Moskow di Ukraina, yang mencapai 9.861 personel dan 16.153 mengalami luka-luka.
Tak lama setelah rilis, mereka menghapus laporan tersebut dan mengklaim mengalami peretasan dan pemalsuan data.