Nusantaratv.com - Gedung Putih meminta Israel agar mengambil upaya antisipasi yang memungkinkan guna melindungi warga sipil menyusul serangan udara mematikan pada di sebuah kamp pengungsi di Kota Rafah, Gaza selatan, pada akhir pekan.
"Foto-foto yang menghancurkan pascaserangan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Rafah Minggu malam yang menewaskan puluhan warga Palestina yang tidak bersalah sangat memilukan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Anadolu, Selasa (28/5/2024).
Menekankan pentingnya melindungi non-kombatan, pernyataan itu mencatat jika Israel berhak mengejar kelompok militan Palestina Hamas, yang dua anggotanya terbunuh dalam serangan pada Minggu malam.
"Tetapi seperti yang telah kami jelaskan, Israel harus mengambil upaya antisipasi yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil. Kami terus berkomunikasi dengan militer Israel dan mitra lainnya untuk memahami apa yang terjadi terkait insiden tersebut," tambahnya.
Setidaknya 45 orang, mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, terbunuh, sementara hampir 250 orang lainnya terluka akibat serangan Israel di kamp tersebut pada Minggu.
Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, menurut Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kampanye militer telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang hingga menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Serangan terbaru ini terjadi meski ada keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang memerintahkan Israel agar menghentikan serangannya di Kota Rafah, yang menjadi lokasi perlindungan bagi satu juta lebih warga Palestina sebelum diserang Israel pada 6 Mei.