Pangeran Putra Mahkota Saudi Bentak Pejabat AS, Gara-gara Apa?

Nusantaratv.com - 21 April 2022

Pangeran MbS. (Net)
Pangeran MbS. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) disebut membentak penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan. Ini terjadi saat dirinya ditanyai kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Peristiwa ini berlangsung saat keduanya bertemu di kediaman Pangeran MbS pada September 2021.

Mengutip The Wall Street Journal, Pangeran MbS disebut membentak Sullivan setelah ia menyinggung pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018, seperti dikutip dari Middle East Monitor.

"Pangeran mengatakan kepada Sullivan bahwa ia tak mau membahas masalah itu lagi," lanjut laporan dari The Wall Street Journal.

Informasi ini didapatkan The Wall Street Journal dari beberapa sumber yang familiar dengan isu itu.

Kendati dilanda masalah, sumber itu mengatakan Amerika Serikat tidak melupakan permintaan mereka akan peningkatan produksi minyak.

Secara tak langsung, insiden tersebut menggarisbawahi rusaknya hubungan antara AS dan Arab Saudi sejak MbS menjabat sebagai Putra Mahkota pada 2017.

Presiden AS saat ini, Joe Biden, dinilai mengambil sikap yang lebih keras terkait pelanggaran hak asasi manusia Arab Saudi dan perang Yaman. Saudi sendiri memimpin koalisi untuk perang tersebut sejak Maret 2015.

Sementara itu, sikap MbS seolah memperlihatkan kerusakan hubungan Riyadh dan Washington pada bulan lalu kala diwawancara The Atlantic.

Dalam wawancara tersebut, MbS memperingatkan AS agar tak ikut campur dengan urusan dalam negeri Saudi.

Saat ditanya kemungkinan Biden salah menganggap sosoknya, MbS mengatakan, "Mudahnya, saya tidak peduli. [Terserah Biden] untuk memikirkan kepentingan Amerika."

Sementara, pengamat rezim pro-Saudi, Ali Shihabi, mengakui tensi yang terjadi antara kedua negara. Namun, ia membantah kalau tensi itu muncul karena Saudi sebagai penerus kerajaan mendesak Biden.

"Ada tensi di antara AS dan Saudi, tetapi permintaan pengakuan oleh Biden terhadap klaim (MbS) untuk meneruskan takhta bukanlah salah satunya," cuit Shihabi dalam akun Twitter-nya. 

"(MbS) adalah penerus yang ditunjuk secara resmi, yang akan meneruskan tahta dan AS tidak memiliki kewenangan apapun terkait itu," sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close