Nusantaratv.com - Pakar militer memperkirakan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina akan segera terhenti.
Hal itu dikarenakan mesin perangnya yang goyah dilumpuhkan oleh komunikasi yang buruk, taktik yang ketinggalan zaman, dan moral yang sangat rendah. Tetapi jika barisan tank Rusia yang maju dan mundur, kesengsaraan Ukraina mungkin belum berakhir.
Dr Mike Martin, dari Departemen Studi Perang di King's College di London, Inggris, mengatakan langkah terbaru Putin, seperti merekrut tentara bayaran dari Suriah dan Republik Afrika Tengah untuk memperkuat pasukannya yang mengalami demoralisasi, merupakan 'tanda-tanda keputusasaan'.
Dia menolak gagasan pejuang Timur Tengah dan Afrika dapat meningkatkan upaya perang Rusia, dengan mengklaim 'mereka tidak dapat masuk ke teater baru tanpa peralatan dan melakukan apa pun kecuali dibantai'.
Kendati demikian, Martin mengingatkan bahaya besar berikutnya bagi Ukraina adalah perang saudara. Terinspirasi oleh pemimpin karismatik mereka, Presiden Volodymyr Zelenskyy, banyak orang Ukraina biasa menjadi sukarelawan untuk layanan garis depan dan diberikan senapan serbu dan persenjataan lainnya.
Menurutnya, jika di sanalah letak bahaya bagi Ukraina. "Mereka telah mempersenjatai semua orang," tulisnya di Twitter.
"Ada banyak milisi dan senjata yang berkeliaran, bahkan Rusia membayar milisi di zona separatis."
"Milisi yang kurang terlatih akan membuat kesalahan dan membunuh warga sipil secara tidak sengaja," lanjutnya.
Dia memperingatkan semuanya terlalu mudah untuk lepas kendali dan berbagai faksi milisi bersenjata mulai bertempur di antara mereka sendiri. "Ini semua adalah resep untuk perang saudara," terangnya.
Martin, mantan perwira Angkatan Darat Inggris yang telah banyak menulis tentang konflik di Afghanistan, mengatakan bahaya konflik internal harus menjadi bagian dari perhitungan Presiden Zelenskyy dan para penasihatnya.
"Mereka perlu memaksa keruntuhan militer Rusia sebelum kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terjadi pada masyarakat mereka dan mereka mulai menuju ke perang saudara," jelas Martin.
"Mereka harus menang dan kemudian melucuti populasi yang sedang diperlombakan," imbuhnya.
Sementara itu, Bill Browder, yang merupakan pakar pasar keuangan Rusia, mengatakan kemenangan di lapangan bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan bagi Putin.
"Bagian dari tujuan Putin di Ukraina bukan hanya untuk membunuh warga sipil Ukraina tetapi untuk mempersenjatai arus besar pengungsi yang pergi ke Eropa. Dia ingin mengubah politik domestik kita karena kita menyerap begitu banyak orang," tulisnya di Twitter.
Sekitar tiga juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari, menurut angka PBB. Eksodus dramatis menempatkan Ukraina di antara krisis pengungsi terburuk di dunia.