Nusantaratv.com-Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Penganugerahan gelar akademik tersebut dilaksanakan di Auditorium UNNES di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis 13 November 2024.
Prosesi tersebut dihadiri oleh Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. S Martono, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang I, II, III, dan IV Universitas Negeri Semarang. Turut hadir Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah UNNES, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Negeri Semarang, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Forum Profesor Universitas Negeri Semarang, Dekan, Wakil Dekan, Direktur dan Wakil Direktur Program Pasca Sarjana, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Badan, UPT, dan Koorprodi di Lingkungan Universitas Negeri Semarang dan keluarga, teman sejawat, sahabat serta tamu undangan.
Pada momen bersejarah itu, sebagai bentuk apresiasi atas gelar Doktor Honoris Cause yang dianugerahkan Universitas Negeri Semarang, DR HC Irwan Hidayat menyampaikan orasi ilmiah bertajuk 'Model Manajemen Produk dan Branding Berbasis Nilai'.
"Inilah forum paling berharga dan terhormat bagi saya sepanjang perjalanan hidup saya selama 77 tahun. Betapa tidak? Baru setelah saya menjalani ”Masa perkuliahan selama 108 semester” di kampus bernama ”Universitas Sidomuncul’”, sebuah Perguruan Tinggi, yakni Universitas Negeri Semarang menganugerahi saya sebuah gelar DR HC," kata Irwan Hidayat.
Jejak perjalanan saya dan Sidomuncul penuh dengan kegembiraan, harapan, kecemasan, juga optimisme. Saya yakin, jejak-jejak itu telah membentuk dan mengantar saya dan Sidomuncul berada pada titik berdiri detik ini.
Orasi ini saya mulai dari ayunan langkah saya bekerja di Sidomuncul dan fokus pada bagian marketing. Setelah bekerja di Sidomuncul, adik-adik saya Sofjan, Johan, Sandra bersama suaminya Sigit, lalu David, menyusul.
Pada tahun 1980-an kami berbagi tugas. Kalau dulu semua bekerja di bagian penjualan, saya membentuk divisi marketing. Sementara itu, adik-adik saya Sofjan, Johan dan Sigit di bagian distribusi dengan mendirikan PT Muncul Mekar. Sandra dan David mengurusi keuangan dan pembelian, sedangkan Papa dan Mami di bagian produksi.
Dari tahun 1969 sampai 1985, saya bekerja ternyata tidak banyak kemajuan yang Sidomuncul capai. Dibandingkan dengan jamu-jamu lain, Sidomuncul jauh tertinggal, padahal segala upaya sudah saya lakukan, termasuk meniru segala çara yang perusahaan jamu lain lakukan.
Melihat Sidomuncul yang tidak maju-maju, saya berpikir keras dan berefleksi. Buahnya, saya menyadari bahwa ”kerja keras” meniru selama 16 tahun (1969-1985) itu ternyata sia-sia. Beruntung saya ”siuman” dan menyadari bahwa kalau saya meniru, Sidomuncul akan tetap menjadi follower. Saya harus melompat yaitu meniru pabrik farmasi yg produknya melalui uji klinis.
Saya membayangkan Sidomuncul memproduksi “produk dari bahan alam” tapi dengan uji klinis. Pasti luar biasa!
Masalahnya syarat uji klinis, produknya harus terstandar dan harus di produksi di pabrik dengan standar farmasi. Sedangkan, saat itu standar pabrik Sidomuncul adalah pabrik jamu. Untuk membuat pabrik dengan standar farmasi dibutuhkan dana yang banyak kami tidak memiliki pada saat itu.
Karena itu dalam keterbatasan fasilitas, saya melakukan langkah-langkah “ persiapan “ untuk menjadikan Sidomuncul menjadi pabrik farmasi jamu, yaitu :
1. Menetapkan Tolakangin serbuk sebagai produk unggulan, ini supaya bisa menjadi lokomotif bagi produk-produk yang lain.
2. Meneliti resep Tolakangin serbuk, dan membandingkan dengan literatur tanaman herbal yang ada.
3. Menggunakan bahan jamu berkualitas.
4. Mengembangkan Tolakangin serbuk menjadi Tolakangin cair.
5. Mengganti packaging jamu Tolakangin dari kertas ke alumunium foil supaya terjaga kualitasnya.
6. Membuat informasi di packaging menjadi lebih rasional . Misalnya informasi jamu Tolakangin hanya untuk sakit masuk angın.
7. Mengubah logo ”Foto Ibu dan Anak” dengan menambahkan gambar lumpang dengan foto ibu & anak.
8. Memperbaiki tulisan “Sido Muncul” yang terpisah dan menyatukan menjadi “Sidomuncul“ sekaligus mengubah font huruf yang lebih feminin karena feminisme adalah lambang kepercayaan.
9. Pada tahun 1990 saya berhasil mendaftarkan nama Tolakangin sebagai Brand milik Sidomuncul di kantor HAKI dep kehakiman, padahal nama Tolakangin dianggap sebagai nama generik yang tidak bisa didaftarkan sebagai brand.
10. Pada tahun 1993 membentuk Divisi PR/Humas, karena merujuk Handi Irawan, kehumasan lebih efektif dibanding iklan. Masalahnya, kita tidak bisa ber-PR terus menerus karena PR adalah mediadomain. Sedangkan, iklan merupakan companydomain.
Pertama kali pada 1994, divisi PR saya gunakan untuk mengkomunikasikan program Mudik Lebaran Gratis Sidomuncul yang sebenarnya sudah ada sejak 1991. Program legendaris Mudik Gratis Sidomuncul berlangsung selama 30 tahun dan berhasil memudikkan 400 000 orang
Program mudik gratis ini yang membuat Sidomuncul terkenal itu merupakan ide dan gagasan Sofyan Hidayat , adik saya yang kedua.
11. Divisi PR kami gunakan terus sampai hari ini untuk mengkomunikasikan kegiatan kami seperti operasi gratis bibir sumbing, penanganan stunting, kegiatan seminar dengan para dokter, menyumbang untuk korban bencana, operasi katarak dan sebagainya. Dampaknya luar biasa pada perusahaan.
Setelah 12 tahun, langkah awal yang kami lakukan mulai membuahkan hasıl. Sidomuncul menjadi semakin dikenal, kepercayaan publik mulai meningkat dan menumbuhkan penjualan yang signifikan.
Alhasil, pabrik kami yang berlokasi di Lingkungan Industri Bugangan Semarang tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar.
Karena itu ayah saya, Yahya Hidayat memutuskan untuk mendirikan pabrik baru. Beliau memilih membeli tanah di Jalan Soekarno Hatta KM 28, Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Luas tanahnya 20 hektar. Pada tanggal 21 Agustus 1997 pembangunan pabrik “farmasi jamu” Sidomuncul dimulai, selesai pada tahun 2000
Membangun Pabrik dengan Standar Farmasi
Pabrik Sidomuncul yang baru ini dibangun dengan standar farmasi dan dilengkapi dengan laboratorium seluas 2.000 m2 berikut peralatan lengkap, termasuk laboratorium kimia, farmakologi, formulasi, uji stabilitas, uji air, uji PCR, labolatorium mikrobiologi dan instrument, kulktur jaringan.
Ketika itu kami meminta izin ke BPOM untuk mendapatkan izin sebagai pabrik farmasi (CPOB). Awalnya ditolak karena tidak ada aturannya, tapi saya berhasil meyakinkan Kepala BPOM. Saya katakan : “Kalau pabrik kami memang berstandar farmasi apa salahnya memberi kami izinnya farmasi, tapi Sidomuncul akan tetap memproduksi produk herbal.”
Akhirnya permohonan kami di kabulkan. Sidomuncul mendapat izin pabrik jamu (CPOTB) dan pabrik farmasi (CPOB) .
Pada tanggal 11 November 2000 pabrik jamu dan farmasi Sidomuncul diresmikan oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Achmad Sujudi MHA .
Melakukan Standarisasi
Pabrik Sidomuncul yang baru, sudah mulai memproduksi produk yang terstandar.
Bahan baku kami berasal dari alam yang kualitasnya bisa bervariasi. Untuk mendapatkan mutu yang seragam, kami melakukan standarisasi dari bahan simplisia hingga produk akhir Caranya sebagai berikut:
1. Raw material simplisia didapatkan dari pengembangan bibit yang kemudian dibudidayakan oleh petani binaan sampai pasca panen, maupun kerjasama dengan suplier bahan baku dengan kontrol kualitas yang ketat.
2. Kami melakukan skrining zat aktif, pemeriksaan mikroba, aflatoxin dan cemaran lain. Hanya simplisia yang memenuhi persyaratan yang akan diterima.
3. Inproses control yang ketat diberlakukan selama tahapan proses produksi.
4. Pemeriksaan setiap batch produk akhir sebelum beredar yang meliputi di antaranya pemeriksaan zat aktif, logam berat, mikrobiologi, aflatoxin DNA babi, EG DEG, dan organoleptik.
5. Penyimpanan retained sample sebagai pertinggal sepanjang waktu kadaluarsa ditambah 6 bulan supaya kami dapat memonitor produk dan sebagai kontrol jika ada klaim dari konsumen.
Uji Toksisitas
Pada tahun 2003 saya memikirkan untuk melakukan uji toksisitas terhadap produk Tolakangin. Saya, tim R&D yg di pimpin oleh apt. Wahyu Widayani, S.Si, dan Brand Manager Tolakangin, Retna Widawati, mulai melakukan diskusi soal itu. Masalahnya kalau Tolakangin terbukti toksik akan menjadi persoalan besar bagı Sidomuncul, karena 50% penjualan Sidomuncul pada saat itu produk Tolakangin.
Awalnya kami bingung untuk menentukan,melakukan uji toksisitas atau tidak. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti suara hati kecil , karena saya sudah berjanji akan mengelola Sidomuncul dengan “Hati , akal dan regulasi“ yang terinspirasi sumpah Hypocrates yang sampai hari ini menjadi sumpah para dokter, “ Saya akan mengobati pasien ku dengan hati ,akal dan ilmu”. Saya memutuskan untuk melakukan uji toksisitas demi kepentingan dan keselamatan konsumen. Seandainya Tolakangin terbukti toksik, kami akan melakukan reformulasi.
Uji toksisitas kami lakukan dengan Universitas Sanatha Dharma jogja ,Fakultas Farmasi. Tim peneliti dipimpin oleh Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M. Sc. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK dan apt. Phebe Hendra M. Si., Ph.D.
Bersyukur kepada Tuhan, setelah 8 bulan, Tolakangin terbukti aman diminum selama 101 bulan secara terus menerus. Hasil uji hispatologi menunjukkan tidak ada kerusakan organ hati, ginjal, lambung, usus, paru, limpa, jantung, uterus, dan testis. Selain itu, hasil uji lab klinik tidak menunjukkan adanya gangguan pada hematologi, kadar gula, SGPT, kreatinin, NA, K, Cl, dan total protein.
Melakukan Uji Farmakologi
Setelah lolos uji toksisitas, kami memutuskan untuk melakukan uji farmakologi dengan tim peneliti Prof dr Edy Darmana (almarhum), Dr. dr Noor Wijayahadi (Almarhum) dan Dr dr Neni Susilaningsih, dari Universitas Diponegoro Semarang.
Persoalan yang timbul saat itu, tidak ada istilah masuk angın di dunia kedokteran. Saya, tim R&D & tim darı Undip berdiskusi supaya kami dapat melakukan pendekatan uji Farmakologi.
Pada akhirnya kami merumuskan bahwa “masuk angın adalah gejala awal menurunnya daya tahan tubuh” dan judul uji famakologi yang akan dilakukan oleh tim Prof Edy Dharmana adalah “Apakah Tolakangin dapat meningkatkan Cell T, sebagai indakator meningkatnya daya tahan tubuh”. Setelah hampir satu tahun, uji farmakologi membuktikan TolakAngin dapat meningkatkan T white blood cell secara signifikan. Puji Tuhan, syukur alhamdulillah
Tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin”
Setelah Tolakangin menjadi sebuah produk yang lulus uji toksisitas dan farmakologi , kami mulai untuk mempromosikan.
Langkah pertama adalah mencari tagline yang tepat. Tagline adalah jiwa pada sebuah brand yang membuat sebuah brand jadi hidup.
Begitu banyak ide pilihan akhirnya saya menentukan dan memilih tagline “Orang pintar minum Tolakangin”.
Pemilihan tagline tersebut didasari pada sebuah keyakinan bahwa “semua orang pintar pada jalan hidup masing-masing” dan menurut saya “ketika sakit orang harus pintar dalam memilih produk”.
Ide tagline tersebut terinspirasi dari cerita ketika anak-anak saya sekolah di Amerika. Di sana ada juara nyanyi, juara pidato, juara olah raga dan lain-lain. Artinya ada apresiasi pada keahlian masing-masing. Saya pun semakin yakin dengan tagline Orang Pintar Minum Tolak Angin.
Supaya konsumen tahu maksud saya berkaitan dengan tagline tersebut, saya melakukan pemilihan endorser TolakAngin dari beragam profesi untuk menjelaskan bahwa semua orang pintar pada jalan hidupnya masing-masing.
Waktu itu, bintang iklan pabrik-pabrik jamu, termasuk Sidomuncul adalah kelompok Srimulat yang pintar melawak. Kemudian saya beralih ke Sofia Latjuba menjadi bintang iklan. Selanjutnya saya berpikir harus ada yang dari akademisi, saya meminta Prof Rhenald Kasali, Ph.D, dan akademisi lainnya (Prof Dr Budi Widyanarko, Prof Liliana Teja Saputra, Prof Nila Moeloek, dan Prof Anggito Abimanyu) menjadi endorser Tolakangin.
Selain itu, dari kalangan artis dan penyanyi diantaranya Ana Maria, Aureli Moreman, Putri Ariani, Dewa-19, Ari Lasso, Piyu Padi, Via Valen, Cici Paramida, dan Agnes Monica.
Dari kalangan tokoh masyarakat diantaranya ibu Veronica Tan, Pak Jusup Kalla, Pak Dahlan İskan, Jendral TNI Pramono Edy Wibowo (almarhum), Chris Aquino dan Setiawan.
Dari kalangan olahragawan ada Wyne Prakusya, Alize Lim, dan Many Pacqiao.
Dari kalangan bisnis ada pak Subronto Laras (Almarhum).
Andy Noya mewakili dunia jurnalis
Dengan cara ini saya menjelaskan kepada masyarakat bahwa ini yang saya maksud “semua orang pintar pada jalan hidupnya masing-masing”. Tag line orang pintar minum Tolakangin memang mengena pada hati setiap orang.
Setiap kali minum Tolakangin, kita merasa “pas” karena kita memang pintar
Kami juga membuat iklan yang menjelaskan bahwa Tolakangin adalah produk herbal yang diproduksi di pabrik farmasi jamu , lolos uji toksisitas sehingga aman diminum jangka panjang dan uji famkologinya dapat meningkatkan Cell T.
Kami berharap iklan ini menjelaskan pada konsumen, Tolakangin adalah produk yang tepat untuk masuk angın. Kalau masuk angin masyarakat harus pintar dalam memilih .
Produk yang baik, diiklankan dengan cara yang pas dihati dan berhasil. Saya sungguh bersyukur menemukan ide tersebut. Izinkan saya menyebut tagline ”Orang Pintar Minum Tolak Angin” ini sebagai pemberian Tuhan. Terima kasih, Tuhan!
Tolak Angin dan Dunia Kedokteran
Meskipun Tolak Angin sudah dipercaya masyarakat ,saya merasa masih punya hutang, yakni keinginan saya memperkenalkan dan mendapat kepercayaan dari dunia kedokteran.
Tentu ini tidak mudah untuk saya yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran untuk menjelaskan kepada para dokter, apalagi yang akan dijelaskan adalah jamu Tolakangin. Jujur saja tidak PD (percaya diri) untuk menjelaskan pada dokter.
Akan tetapi, pada tahun 2011, di Airport Soekarno Hatta sepulang darı Semarang, saya bertemu dengan Prof Iwan Darmansyah. Profesor Iwan adalah adalah seorang farmakolog idealis yang gigih memperjuangkan pengobatan yang rasional. Waktu bertemu, beliau sambil tertawa menyapa saya , “Hi celebrity, how are you?” Wah saya senang karena beliau ramah.
Pada tahun 2002 saya pernah mengundang beliau makan siang, dan saya mengutarakan maksud saya untuk melakukan uji klinis jamu Tolakangin. Jawabannya membuat saya sedih. “Tidak mungkin jamu diuji apa pun. Omong kosong!” katanya. Nyali saya ciut juga. Meski begitu, saya tidak putus asa. Saya justru bertekad untuk membuktikan bahwa suatu hari nanti saya akan melakukan uji klinis pada Tolakangin. Dan saya berhasil melakukan uji klinis fase pertama produk Tolakangin.
Pada kesempatan itu ,saya mengundang beliau ke pabrik Sidomuncul di Semarang dan beliau mau. Beberapa hari kemudian, bersama Prof Iwan dan 4 guru besar dari Universitas Indonesia saya berangkat ke Semarang untuk meninjau Pabrik Sidomuncul yang baru. Selama sehari saya menjelaskan proses produksi dan bagaimana kami melakukan standarisasi. Saya juga mempresentasikan uji toksisitas dan uji farmakologi yg kami lakukan . Saya menunjukkan laboratorium kami yang lengkap. Saya juga mempresentasikan gagasan beşar saya tentang kekayaan alam Indonesia dan ide saya untuk memanfaatkannya.
Sorenya mereka pulang ke Jakarta, dan saya tinggal di Semarang. Sore itu saya menerima SMS darı Prof Iwan yang berbunyi : ”Saya surprise melihat pabrik Sidomuncul. Saya apresiasi Anda. I learn so much from you”.
Dua hari setelah kunjungan itu, Prof Iwan minta dikirimi Tolak Angin untuk diminum sendiri dan untuk dibagikan kepada pasiennya.
Sejak itu saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk memperkenalkan Tolakangin kepada para dokter. Saya akan melakukan seminar dangan dokter dengan materi seperti yang saya jelaskan kepada Prof Iwan.
Sampai hari ini saya sudah menjadi pembicara sebanyak 51 kali untuk memperkenalkan Sidomuncul dan Tolakangin kepada para dokter.
Tujuan saya melakukan seminar dengan para dokter, adalah :
1. Memperkenalkan Sidomuncul dan Tolakangin, bagaimana pabrik kami memproduksi, melakukan standarisasi maupun proses uji toksisitas dan ujifarmakologi.
2. Mengajak para dokter untuk ikut berpartisipasi meneliti obat herbal alam.
3. Berterima kasih kepada para dokter yang telah menginspirasi saya dengan sumpahnya : I will treat my patients with my heart , mind and knowledge
From Indonesia for The World
Semua yang ada di Indonesia ini, datangnya dari barat. Seperti revolusi industri, human right, feminisme , agama dan teknologi. Saya bermimpi ada yang datang dari timur ke barat, yakni Tolakangin. Karena keberhasilan Tolakangin di Indonesia, saya melakukan ekspansi pasar ke seluruh dunia.
Hadirin yang saya muliakan,
Sebenarnya, kesuksesan Sidomuncul adalah karena kerja tim.
“Gelar Honoris Causa ini saya persembahkan kepada adik-adik saya, Sofyan, Johan , Sigit,Sandra dan David yang telah berjuang bersama saya selama 54 tahun. Juga untuk seluruh karyawan Sidomuncul Group “
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) atas regulasi dalam Penganugerahan Doktor HC
2. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Martono, dan Para Wakil Rektor atas kepercayaannya kepada saya memberikan Anugerah Doktor Honoris Causa di kampus UNNES tercinta ini,
3. Promotor saya Prof. Dr Fathur Rokhman, M.Hum, Co Promotor Prof. Dr. Zaenuri, M.Si., Akt dan Prof. Dr. R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N. atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan dan kelengkapan publikasi ilmiah saya.
4. Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah UNNES atas amanah dan supportnya kepada saya.
5. Ketua Senat UNNES (Dr. Ir. Sucipto, M.T., IPM.), Sekretaris, dan seluruh anggota Senat UNNES atas persetujuan pengusulan Doktor Honoris Causa saya
6. Direktur Pasca Sarjana dan Wakil Direktur Pasca Sarjana UNNES
7. Ketua Forum Profesor UNNES, Sekretaris, dan seluruh anggota Profesor UNNES
8. Tim LPPM UNNES yang telah mendampingi dalam mempersiapkan kelengkapan dokumen akademik: Prof Sucihartiningsih, Prof. Nana Kariada TM, Prof. Margareta, dan Dr. Edi Kurniawan.
9. Seluruh Civitas Akademika UNNES yang sudah memberikan kesempatan kepada saya menjadi bagian dari keluarga UNNES.
10. Badan POM, Kementerian Kesehatan, Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, dan Lembaga Pemerintahan lain yang mendorong kemajuan kami dan seluruh industri obat bahan alam
11. Seluruh karyawan Sidomuncul Grup yang setia , turut membangun dan memajukan perusahaan dengan kreativitasnya.
12. Para dokter dengan sumpah hypocratesnya ,“ I will treat my patients with my heart , mind and knowledge”. Sumpah itu menginspirasi saya untuk mengelola Sidomuncul dengan “Heart,mind and regulation “
13. Almarhum Prof. Dr. Iwan Darmansyah, Sp.F.K, farmakolog yang telah memberi dukungan untuk melakukan uji klinis jamu pada saya.
14. Segenap peneliti Tolakangin :
Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M. Sc. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK dan apt. Phebe Hendra M. Si., Ph.D. Alm Prof Edi Dharmana, alm dokter Noor Wijayahadi, Dr. dr. Neni Susilaningsih, M.Si.
15. Seluruh bintang iklan Tolakangin
16. Kepada para distributor, supplier, biro iklan Artek dan Larisa yang bergabung sejak tahun 1970, Production House Fast Film yang membuat ratusan iklan2 Sidomuncul.
17. GP jamu dan seluruh anggotanya atas kebersamaannya memajukan jamu Indonesia.
18. Kepada teman-teman dari media cetak mau pun online yang telah membantu memberitakan semua kegiatan Sidomuncul .
Secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran
Kepala BIN , Letjen TNI (Purn) Moh Herindra
Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka
KH Ahmad Mustofa Bisri
Last but not least, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang spesial kepada keluarga saya yang sangat saya cintai:
1. Istriku Sinta. Anak-anak ku : Maria, Indrawan, Angel,Mario, Grace, Marco .Cucu-cucuku :Kayleen, Marleen, Ryu, Reiko dan Liam
2. Almarhum orang tuaku Desy Sulistyo dan Yahya Hidayat
3. Almarhum kakek dan nenekku Rahmat Sulistyo
4. Adik-adikku: Sofjan& Dewi, Johan & Christin, Sigit & Sandra , David & Joana beserta seluruh keluarga besar Hidayat.
5.Iparku Anton & Kartika, Edwin & Jing-jing ,Lilik ,Aryanto & Elly , Herman & Listyani , Ratna dan seluruh keluarga besar Sudjarwo
Kami sukses bukan hanya karena hal-hal yang bersifat ilmu dan manajerial saja, tapi ada yang paling penting yaitu kami hidup rükün dan saling mengalah karena ajaran Kakek-Nenekku, Papa Mamaku.
Sidomuncul tidak akan berhenti berinovasi dan melakukan penelitian-penelitian. Malah kami bertekad untuk bekerja lebih keras lagi melakukan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan martabat dan nilai jamu sebagai kekayaan bumi Indonesia di masa mendatang.
Ibu Bapak dan para Hadirin yang terhormat,
Saya selalu merasakan adanya guidance of the invisible hand yang bekerja menuntun saya. Pada dasarnya saya hanya merasa menjadi orang yang beruntung karena mendapatkan bimbingan Tuhan semata.
Demikianlah orasi ilmiah yang saya sampaikan dalam penganugerahan Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang. Dengan penuh rasa takzim, syukur, dan tanggung jawab saya terima gelar ini.