Nusantaratv.com – Indonesia memegang peranan sangat penting dalam penyediaan bahan baku produk nikel dunia. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel Indonesia sebesar 72 juta ton atau mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia pada 2020. Untuk mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, Pemerintah Indonesia pun telah menargetkan 53 fasilitas smelter yang akan beroperasi hingga 2024.
Kabupaten Konawe Utara berpotensi mendukung upaya tersebut karena telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan paling luas di Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun, sejauh ini proses hilirisasi masih belum maksimal.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong pembangunan Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati (NIS) sehingga mampu mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perekonomian daerah.
“Saya merasa senang hari ini kita akan melakukan peletakan batu pertama, karena saya melihat komitmen NIS sejalan dengan keinginan Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem kawasan industri modern yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pesan saya kepada pengelola Kawasan Industri NIS agar segera menyiapkan daya dukung dan daya tampung di dalam kawasan industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara Peletakan Batu Pertama NT Corp/PT. NIS, di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (19/05/2022)
Lebih jauh Wapres menekankan, partisipasi investor sangat diperlukan dalam membangun ekosistem industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sejauh ini, pemerintah juga mendukung penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik, dengan terus meningkatkan daya tarik investasi, mulai dari pemberian kemudahan perizinan, fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal, hingga pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah. Ia pun mengimbau pemerintah daerah untuk menjalin komunikasi dan sinergi yang baik dengan para investor.
“Kepada pemerintah daerah, Pak Gubernur dan Pak Bupati, saya minta iklim investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya dan Kabupaten Konawe Utara khususnya, terus dijaga agar selalu kondusif. Saya minta pengelolaan aspek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar ini benar-benar diperhatikan,” tegas Wapres.
“Saya harap nantinya Kawasan Industri NIS dapat bersinergi dengan sektor UMKM. Peluang-peluang usaha baru bagi UMKM perlu dibuka lebar agar kontribusi kawasan industri semakin luas bagi perekonomian daerah dan nasional,” sambungnya.
Menutup sambutannya, Wapres berharap pembangunan NIS berjalan dengan lancar dan selesai sesuai target yang diharapkan.
“Kita berharap pembangunan Kawasan Industri NIS di Motui, Konawe Utara berjalan lancar dan selesai sesuai dengan target yang direncanakan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya, dan meridai segala ikhtiar yang kita lakukan,” pungkasnya.
Sejalan dengan Wapres, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi juga mengapresiasi dibangunnya PT NIS di Konawe Utara, Sulawesi Utara. Menurutnya pembangunan pengolahan mineral atau smelter merupakan proyek strategis dalam mendukung hilirisasi di Indonesia yang terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
“Tentu kami pemerintah daerah bersama mendukung penuh PT Nusantara Industri Sejati dan PT Industri Smelter Nusantara menjalankan aktivitas usahanya di wilayah Sulawesi Tenggara, dalam hal mengolah sumber daya alam bijih nikel laterit menjadi barang-barang industri hilirnya, dan berharap dapat meningkatkan nilai-nilai investasinya di masa yang akan datang,” ujar Ali Mazi.
Sementara, Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan, pembangunan smelter merupakan komitmen PT NIS dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor raw material.
“PT NIS berkeinginan yang kuat untuk masuk dalam rencana besar ini dengan cara membangun kawasan industri berbasis Nikel dan membangun Smelter Nikel yang menghasilkan Ferro Nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Ni Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan,” ungkap Nurdin.
Terkait dengan peluang tersebut, Nurdin melaporkan, PT NIS akan membangun Smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF) dengan kapasitas 500.000 Ton Ferro Nickel (Feni) per tahun, dengan kadar Nikel 10-12%. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama yaitu 375 Hektar di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hadir mendampingi Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusu Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah M. Imam Azis, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma. (SK-BPMI, Setwapres)