Nyatakan Diri Menang Pilpres Salvador, Bukele Klaim Raih Lebih dari 85 Persen Suara

Nusantaratv.com - 05 Februari 2024

Presiden El Salvador, yang mencalonkan diri kembali, Nayib Bukele dari partai Nuevas Ideas, berbicara dalam konferensi pers pada hari pemilihan presiden, di San Salvador, El Salvador, 4 Februari 2024. (Jose Luis Gonzalez/Reuters)
Presiden El Salvador, yang mencalonkan diri kembali, Nayib Bukele dari partai Nuevas Ideas, berbicara dalam konferensi pers pada hari pemilihan presiden, di San Salvador, El Salvador, 4 Februari 2024. (Jose Luis Gonzalez/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Presiden Nayib Bukele pada Minggu (4/2/2024) menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilihan presiden (Pilpres) El Salvador. 

Dia mengklaim meraih lebih dari 85 persen suara, meskipun pihak penyelenggara pemilu belum merilis hasilnya.

Bukele merupakan kandidat kuat yang difavoritkan untuk kembali memperpanjang masa jabatan lima tahun berikutnya.

Hal ini dimungkinkan karena warga El Salvador mengesampingkan isu demokrasi, dan lebih mengutamakan faktor keamanan negara. 

Diketahui, Bukele telah mengambil sejumlah tindakan keras untuk mengatasi geng bersenjata di negara Amerika Tengah itu.

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan, parta Nuevas Ideas pimpinannya, juga merebut setidaknya 58 kursi di dewan legislatif El Salvador dari 60 kursi yang diperebutkan.

"Sebuah rekor sepanjang sejarah demokrasi dunia," kata Bukele di platform media sosial X (Twitter), seperti dilansir dari Reuters, Senin (5/2/2024).

Pejabat penyelenggara pemilu belum mengomentari hasil pemilihan. Pemungutan suara ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat, sekitar dua jam sebelum Bukele mengklaim kemenangan.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh CID Gallup menunjukkan dukungan terhadap Bukele mencapai sekitar 87 persen. Bukele kini tampaknya siap menjadi Presiden Salvador pertama dalam hampir satu abad yang terpilih kembali.

Bukele sendiri telah berkampanye mengenai keberhasilan strategi keamanannya dengan menangkap lebih dari 75.000 warga Salvador yang dituduh terlibat geng kriminal. 

Penahanan tersebut menyebabkan penurunan tajam tingkat pembunuhan secara nasional dan mengubah negara berpenduduk 6,3 juta orang tersebut yang pernah menjadi dicap sebagai negara paling berbahaya di dunia.

Namun beberapa analis mengatakan penahanan massal terhadap 1 persen populasi tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close