Nusantaratv.com-Para pelajar dan warga di Seram bagian timur Maluku harus bertaruh nyawa menentang besarnya ombak hingga berenang di sungai-sungai. Hal ini lantaran tidak adanya infrastruktur jalan raya dan jembatan penghubung antar desa.
Mereka bahkan harus berlarian dan masuk hutan sebab sedang terjadi gelombang tinggi di pesisir. Setelah melewati terjangan gelombang tinggi para siswa juga kemudian harus menyeberangi sungai besar yang juga tidak memiliki fasilitas jembatan.
Kondisi ini telah berlangsung lama pesisir pantai menjadi penghubung antar desa di Kecamatan Kilmury.
Jalan pantai menjadi akses utama bagi para warga dan pelajar dari sejumlah desa untuk pergi beraktivitas.
"Setiap harinya Katong berjalan ke sekolah dengan kondisi seperti ini. Katong harus menyeberang sungai untuk melanjutkan perjalanannya ke sekolah. Setiap harinya, kita selaku tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan siswa dan siswi beserta seluruh masyarakat. Katong sama-sama melakukan aktivitas keseharian dengan kondisi seperti ini," ungkap Tenaga pendidik, Saleh Auriti
Kesulitan juga dialami warga salah satunya seorang ibu hamil yang dirujuk ke puskesmas Kilmuri. Diantar oleh keluarganya, ibu yang sedang hamil tua ini terpaksa ditandu menggunakan gerobak dorong untuk melintasi pesisir pantai dan menyeberangi sungai besar.
Di tengah adanya efisiensi oleh pemerintah pusat warga Kilmuri berharap adanya pembangunan jalan raya dan jembatan. Sementara di kecamatan ini terdapat 12 Sungai besar yang belum memiliki jembatan dan jalan raya. Warga mengandalkan pesisir pantai jika cuaca membaik dan air surut untuk beraktivitas.