Nusantaratv.com-Indonesia perlu melakukan langkah-langkah yang lebih konkret dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Salah satunya dengan kunjungan langsung pemimpin Indonesia ke Gaza yang menjadi wilayah konflik Israel dan Palestina.
Karena itu, Presiden Terpilih Prabowo Subianto dapat melakukan sebuah terobosan setelah dilantik secara resmi menjadi Presiden ke-8 RI pada Oktober mendatang. Prabowo diimbau untuk menunjukkan dukungan lebih konkret Indonesia kepada Palestina dengan datang ke Gaza.
Demikian pandangan Jurnalis Timur Tengah, Faisal Assegaf saat menjadi narasumber dalam Dialog NTV Prime bertajuk 'Israel Harus Out dari Palestina' di NusantaraTV, Senin (22/7/2024).
Faisal menyampaikan kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memang membuat konflik Israel dengan Palestina di Jalur Gaza semakin meningkat.
"Jadi selama pemerintahan Netanyahu sejak Israel menarik mundur dari Gaza itu Agustus 2005. Perang pertama antara Hamas dengan Israel terjadi pada 2008 sampai 2009 itu waktu pemerintahan Perdana Menteri Ehud Olmert," tuturnya.
"Setelah itu Netanyahu 2012 kemudian perang 2014 kemudian perang 2021 dan ini perang paling bersejarah paling lama," imbuhnya.
Menurut Faisal, Netanyahu merasa berhak melakukan aksi militer di Gaza dengan alasan membela diri.
"Narasi itulah yang sampai ke kita," ujarnya.
Sejatinya kata Faisal, bukan karena sosok Netanyahu yang membuat konflik Israel.dengan Palestina seolah tak ada habisnya. Karena seluruh aliran politik di Israel sama saja, semua tidak mau negara Palestina berdiri.
"Jadi tidak ada platform berunding dengan Palestina untuk negara bagi Israel. Bahkan Netanyahu pernah bilang boleh ada negara Palestina tapi tidak boleh ada angkatan bersenjata," ungkap Faisal.
Baca juga: NTV Morning: Serangan Rudal Israel ke Klinik Kesehatan di Gaza, Tewaskan 2 Petugas Medis Palestina
"Itu kan aneh. Negara yang pernah bermusuhan bertahun-tahun bergenerasi tiba-tiba boleh berdiri tapi enggak boleh perang. Jadi dia tidak berdaya berdampingan dengan negara musuhnya," tambahnya.
Prabowo ke Gaza
Faisal mengaku tertarik dengan langkah konkret Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Karena ada wacana yang disampaikan oleh Prabowo Di Shangrila Dialog bahwa kita akan mengevakuasi 1000 pasien dari Gaza.
"Itu menurut saya itu langkah yang konkret. Wacana yang konkret. Saya tidak tahu apakah bisa dilaksanakan nanti setelah perang," ujarnya.
Faisal menilai wacana yang disampaikan Prabowo merupakan bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan.
Namun demikian, menurut Faisal yang lebih konkret adalah Prabowo nanti ketika jadi presiden berkunjung ke Gaza.
"Kenapa? Itu pesannya penting karena bagi Israel maupun sekutu istimewanya Amerika, Hamas dan milisi lainnya kelompok pejuang lainnya adalah teroris. Artinya, Prabowo presiden dari negara yang pernah dijajah. Kita ini kan bangsa yang pernah merasakan dijajah. Kita ingin menyampaikan pesan bahwa kita bersama bangsa yang dijajah. Itu yang kita tunjukkan sesuai dengan isunya kemanusiaan," ucapnya.
"Karena penjajahan di atas dunia kan harus dihapus sesuai amanat undang-undang.Jadi kalau Prabowo ke sana itu sangat bersejarah," tambahnya.
Pasalnya, kata Faisal, Indonesia dikenal konsisten membela Palestina tapi belum pernah ada satupun presiden RI berani ke Gaza atau menginjakan kaki di wilayah Palestina. Sementara, pemimpin Malaysia yaitu Najib Razak sudah datang ke Gaza pada 2014.
"Saya ingin ada pemimpin Indonesia kalau kita menganggap kita negara besar. Terus kita juga konsisten dengan Palestina. Prabowo harus datang ke sana," pungkasnya.