NTV Prime: Pra Peradilan Pegi Setiawan, Reza Indragiri Minta Kompolnas dan Komisi Yudisial Ikut Mengawal Secara Ketat

Nusantaratv.com - 30 Juni 2024

Psikolog Forensik Reza Indragiri dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV
Psikolog Forensik Reza Indragiri dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Setelah sempat ditunda, sidang Pra Peradilan Pegi Setiawan tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky akan digelar di Pengadilan Negeri Bandung pada esok hari, Senin 1 Juli 2024. 

Psikolog Forensik Reza Indragiri mengatakan untuk memastikan bahwa proses penegakan hukum ini bisa berlangsung secara "sempurna" seluruh alat negara perlu hadir. 

"Polri khususnya polda Jabar perlu didampingi secara ketat oleh Kompolnas. Kemudian hakim tunggal yang bekerja di pengadilan negeri juga perlu ditempel secara ketat oleh Komisi Yudisial," kata Reza Indragiri dalam Dialog NTV Prime bertajuk "Menguji Klaim Polisi" di NusantaraTV, Sabtu (29/6/2024).

Menurut Reza dengan kehadiran komisi-komisi tersebut mudah-mudahan seluruh lembaga pendegakan hukum ini akan bisa bekerja secara prosedural, proporsional dan profesional. 

"Plus perkataan Kapolri yang luar biasa. Yaitu memenuhi rasa keadilan. Luar biasa ini. Beyond bahasa-bahasa normatif. Memenuhi rasa keadilan artinya sungguh-sungguh merupakan kewajiban yang tak bisa dielakkan oleh seluruh personel polisi terutama di Polda Jabar. Dalam kasus ini adalah membaca ekpektasi masyarakat, membaca dahaga para terpidana dan keluarga mereka akan keadilan," tutur Reza.  

Reza kembali menegaskan untuk mengurai 'benang kusut' kasus Pembunuhan Vina dan Eky adalah dengan melakukan eksaminasi ke titik hulu guna mereview kerja-kerja saintifik pada tahun 2016. 

"Sesungguhnya harus diprioritaskan oleh Polda Jabar dibackup Mabes Polri bukan mencari-cari DPO (Daftar Pencarian Orang). Bukan itu. Tapi eksaminasi ke titik hulu ke guna mereview kerja-kerja saintifik pada tahun 2016," ujarnya. 

Persoalan lainnya, kata Reza, adalah hilangnya kepercayaan publik terhadap Poda Jabar dalam kasus Vina.

"Itu sebabnya apapun yang dilakukan, apapun yang dikatakan serta-merta memantik sinisme masyarakat. Tidak usah disurveilah. Silakan saja baca komentar-komentar para netizen di seluruh tayangan televisi dan tayangan podcast hampir semuanya sinisme terhadap institusi kepolisian. Dan itu kita sesalkan," kata Reza. 

Karena itu, sambung Reza, eksaminasi yang harus dilakukan adalah eksaminasi yang formatnya hybrid. Mix, menggabungkan antara tim Polri dengan representasi masyarakat.

"Inilah satu-satunya pendekatan yang menurut saya mudah-mudahan bisa diharapkan, bisa diandalkan untuk mempersempit jarak antara Polda Jabar dalam kasus Cirebon ini dengan masyarakat secara luas," ucapnya. 

Reza mengatakan kalau eksaminasi hanya dilakukan dengan format dependent examination artinya eksaminasi sebatas secara eksklusif dilakukan oleh otoritas Polri. Ia tidak yakin jarak itu akan menyempit.

"Justru  boleh jadi akan semakin meluas, jarak antara kepercayaan masyarakat dengan otoritas Polda Jabar khususnya dalam kasus Cirebon ini," tandasnya. 

"Tapi sebaliknya kalau kemudian eksaminasi itu dilakukan dengan format hybrid menggabungkan antara otoritas Polri dengan representasi masyarakat. Sekali lagi mudah-mudahan tampaknya inilah satu-satunya jalan yang diharapkan akan bisa mempersempit jarak itu," imbuhnya. 

Sebagai orang yang pernah dipercaya sebagai konsultan Posko Presisi Mabes Polri dan juga pernah dipercaya oleh sekian banyak para perwira tinggi Polri untuk membantu kerja mereka, Reza mengaku siap berkontribusi dalam proses eksaminasi kasus Vina. 

"Seandainya diberikan ruang untuk itu saya siap masuk ke dalamnya," tukasnya.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close