NTV Prime: Lima Hari 'Menghilang' Usai Penggeledahan KPK, Wali Kota Semarang Muncul di Rapat Paripurna DPRD

Nusantaratv.com - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Hevearita Gunaryanti Rahayu yang sempat 'menghilang' selama 5 hari akhirnya muncul ke publik setelah rumah dan kantor pribadinya digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Semarang pada Senin (22/7/2024). Ini menjadi penampilan pertama perempuan yang akrab disapa Ita itu, setelah lembaga antirasuah melakukan penggeledahan di Balai Kota Semarang pada Kamis (18/7/2024). 

Ita hadir mengenakan pakain berwarna berwarna pink khas dengan kerudungnya. Dia duduk di depan bersama Ketua DPRD dan tiga Wakil Ketua DPRD Kota Semarang.

Agenda Rapat Paripurna yakni laporan hasil pembahasan rancangan perubahan KUA dan perubahan PPAS APBD Tahun 2024.

KPK diketahui melakukan penggeledahan di rumah dan kantor Wali Kota Semarang sejak Rabu (17/7/2024). Sejumlah kantor dinas di Pemkot Semarang juga tak luput dari penggeledahan KPK selama lebih dari tiga hari.

Dan sejak saat itu pula, Ita tidak muncul di Balai Kota Semarang. Dia juga membenarkan jika ada aktivitas KPK di kantornya. Untuk itu, dia menyatakan akan mengikuti prosedur KPK.

"Saat ada kegiatan di Pemerintah Kota, saya ada di kantor. Alhamdulillah sampai saat ini saya baik-baik saja. Ya saya akan mengikuti prosedur saja, dan Pemerintah Kota Semarang ini bisa juga berjalan," ujarnya, seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Prime, Senin (22/7/2024). 

Saat ini KPK masih melakukan penyidikan terhadap tiga perkara dugaan korupsi di Pemkot Semarang. Ketiga perkara, yaitu dugaan suap dalam pengadaan barang dan jasa, pemerasan terhadap pegawai, dan dugaan penerimaan gratifikasi.

Penyidik KPK juga sudah menggeledah kantor Ita dan sejumlah dinas di lingkungan Pemkot Semarang. Bahkan pada Senin (22/7/2024) penyidikan masih dilakukan di beberapa dinas. 

Selain rumah dinas Wali Kota dan kantor perusahaan PT Chimader 777, penyidik KPK juga turut menggeledah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang terkait kasus dugaan gratifikasi sejumlah proyek di lingkungan Pemkot Semarang.