Nusantaratv.com-Insiden turbulensi hebat yang dialami SQ 321 Singapore Airlines pada Selasa (21/5/2024) yang mengakibatkan satu orang penumpang meninggal dunia masih menjadi perbincangan publik.
Banyak orang tak menyangka turbulensi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Lantas apa yang harus dilakukan penumpang agar selamat jika pesawat yang dinaiki mengalami turbulensi hebat seperti yang terjadi pada SQ 321 Singapore Airlines?
Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim mengatakan pesawat terbang adalah moda transportasi yang sangat aman dan memiliki toleransi jika terjadi turbulensi.
"Pesawat terbang itu didesain dengan bentuk yang sangat aerodinamis. Sehingga dia bisa terbang.
Konstruksi pesawat dibentuk dengan bahan-bahan dengan penelitian dan segala macam serta teknologi yang sangat canggih sehingga dia juga mempunya toleransi kalau terjadi turbulensi," kata Chappy Hakim saat menjadi narasumber Dialog NTV Prime membahas Turbulensi Maut SQ Singapore Airlines yang disiarkan NusantaraTV, Kamis (23/5/2024).
"Maskapai apapun kalau dia mengikuti aturan, standar, prosedur, regulasi dan ketentuan yang berlaku dia akan aman dia akan bagus," imbuhnya.
Chappy menekankan saat terbang pesawat berada di satu ruangan tiga dimensi, bisa bergerak ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang.
"Sehingga kalau mau aman semua orang atau barang itu harus terikat. Itu saja sebenarnya. Sesedehana itu," ucapnya.
Bahkan saking amannya, kata Chappy, rasanya belum pernah ada kejadian pilot benjol kepalanya karena turbulensi.
"Engga akan pernah. Karena pilot sangat basic, sangat awal dalam pelajaran waktu dia flying school dia duduk di kokpit langsung harus ikat, pasang seatbelt dan shoulder harness. Harus melekat di kursinya. Dia merupakan subsistem dan dari sistem pengendalian pesawat. Tidak boleh bebas dia harus terikat," tuturnya.
Karena itu kata Chappy penumpang yang paling aman adalah yang menerapkan prosedur dan ketentuan dalam penerbangan yakni mengikuti instruksi kru dan duduk dengan memakai safety belt.
"Ikuti saja instruksi dari kru. Apakah itu kokpit kru atau kabin kru. Duduk dan safety belt pasang
Itu saja sebenarnya yang dikerjakan oleh penumpang," papar Chappy.
Chappy kembali menekankan bahwa pesawat terbang itu aman. Kecuali bagi penumpang yang tidak mematuhi aturan.
"Aman kecuali yang tidak pakai safety belt. Yang celaka yang tidak pakai safety belt. Pasti," ujarnya.
"Maskapai apapun kalau dia mengikuti aturan, standar, prosedur, regulasi dan ketentuan yang berlaku dia akan aman. Dia akan bagus," tambahnya.
Jika ada yang tidak bagus dan dikomplain, sambung Chappy, pasti ada peraturan yang dilanggar.
"Karena peraturan di dalam penerbangan itu begitu ketat. Penerbangan itu high tech tapi dia juga high regulated. Dan dalam penerbangan itu diperlukan 3 hal yang prinsip yakni self diciplin yang tinggi. Yang harus diikuti oleh closed continuous monitoring atau pengawasan ketat yang terus menerus. Dan ini juga kurang efisien apabila tidak ada law enforcement dengan efek jera apabila terjadi pelanggaran regulasi atau prosedur. Tiga ini syarat penerbangan. Dan penerbangan itu sering disebut dunia penerbangan mengantar masyarakat ke peradaban," paparnya.
"Bahwa orang harus mengerjakan semua segala sesuatu sesuai aturan, sesuai rujukan ada pedomannya tidak bisa ngarang-ngarang," pungkasnya.