Nusantaratv.com - Partai Golkar tengah diterpa badai politik hebat pascamuncul kabar mengejutkan pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai ketua umum (ketum), terhitung Sabtu, 10 Agustus 2024.
Partai berlambang pohon beringin itu sebenarnya bakal menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2024.
Airlangga bahkan telah mendapat dukungan dari organisasi sayap partai untuk menjadi ketum lagi. Namun tiba-tiba pria yang menjabat Menko Perekonomian itu menanggalkan jabatan ketum Partai Golkar empat bulan jelang Munas.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Sebastian Salang mengatakan, pengunduran diri Airlangga adalah persoalan serius untuk Partai Golkar.
"Ada yang bilang (pengunduran diri Airlangga) biasa-biasa saja, tapi ini tsunami politik di internal Golkar. Karena enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba-tiba ketua umumnya menyatakan mengundurkan diri. Jadi buat saya ini persoalan serius untuk sebuah partai sebesar Partai Golkar. Jadi kalau ada orang yang mengatakan ini biasa-biasa saja, menurut saya ada yang salah di situ," ujar Sebastian Salang saat menjaadi narasumber dalam program Dialog NTV Prime di Nusantara TV, Senin (12/8/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan, Golkar yang dari sisi kelembagaan partainya sudah cukup mapan punya mekanisme yang jelas dalam proses pergantian kepemimpinan.
"Ketika proses pergantian kepemimpinan itu tinggal menghitung hari saja, lalu tiba-tiba di tengah jalan ketua umumnya mengundurkan diri, perhatikan, ada sebuah tekanan yang sangat besar, meskipun hari ini kalau mendengar penjelasan ketua umum itu semuanya sangat normatif, tapi kita bisa memahami apa di balik itu," sambungnya.
Menurutnya, ketika dipaksakan sebuah proses yang tidak sesuai dengan mekanisme organisasi, maka ini akan mengganggu dan merusak mekanisme organisasi yang berjalan.
"Kita berharap institusi politik seperti Partai Golkar itu dibutuhkan agar derajat kelembagaan partainya makin hari, makin baik. Tapi dengan proses seperti ini akan akan merusak mekanisme internal partai itu sendiri," tambah Sebastian Salang.
Dia mengakui, meskipun Airlangga mundur dengan baik-baik sebagai ketua umum, namun semua orang akan mempertanyakan ada apa di balik itu semua.
"Kalau tidak ada sebuah kekuatan yang besar yang memaksa dia mundur, enggak mungkin, dan ini tinggal menunggu waktu aja publik semua akan mengetahui apa sebetulnya yang terjadi di balik itu," tukas Sebastian Salang.