NTV Morning: Ribuan Siswa SDN Pajjaiang-Makassar Terlantar Gegara Sekolah Disegel Ahli Waris

Nusantaratv.com - 19 Juli 2024

Para siswa dan guru SD Negeri Pajjaiang tak bisa melaksanakan aktifitas belajar mengajar seperti biasa karena sekolah mereka disegel ahli waris
Para siswa dan guru SD Negeri Pajjaiang tak bisa melaksanakan aktifitas belajar mengajar seperti biasa karena sekolah mereka disegel ahli waris

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Pelajar dan guru di Kompleks Sekolah Dasar Pajjaiang Makassar Sulawesi Selatan terpaksa harus mengentikan kegiatan belajar mengajar mereka. Pasalnya sekolah tempat mereka belajar setiap hari digembok dan disegel oleh ahli waris atau pemilik lahan. 

Alhasil para siswa dan guru Kompleks Sekolah Dasar Inpres Pajjaiang Makassar Sulawesi Selatan Ini tidak bisa masuk ke dalam sekolah untuk menjalankan rutinitas belajar mengajar seperti biasanya. 

Mereka harus tertahan dan terpaksa menunggu di depan gerbang sekolah lantaran Sekolah Dasar Inpres Pajjaiang ini digembok dan disegel oleh ahli waris yang tak lain adalah pemilik lahan sekolah ini. 

Situasi ini membuat sejumlah siswa dan guru terpaksa memutuskan pulang dan beberapa lainnya masih bertahan menunggu kebijakan dari ahli waris. 

Rahmawati, orang tua siswa mengatakan sebelumnya ahli waris telah meyegel sekolah ini namun tak berlangsung lama karena pihak kepolisian yang berada di lokasi langsung membuka paksa pintu gerbang sekolah. 

"Sempat pak polisi bukakan gerbang, sehingga anak-anak bisa masuk belajar. Tapi ini hari tertutup lagi. Jadi engga belajar lagi anak anak," kata Rahmawati seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Morning, Jumat (19/7/2024). 

"Mudah-mudahan bisa terbuka lagi gerbang sekolahnya. Agar anak-anak belajar kembali," harapnya. 

Selain digembok dan disegel, di depan gerbang sekolah juga terpasang spanduk yang berisi desakan kepada Pemkot Makassar untuk membayar ganti rugi lahan kepada ahli waris. 

Penyegelan lahan sekolah ini dilakukan buntut tidak adanya kejelasan Pemkot Makassar untuk membayar ganti rugi atas penguaan tanah seluas 8100 meter persegi sejak 1975. 

Firman dari pihak ahli waris mengatakan sebenarnya tidak mau menutup sekolah. Tetapi menurutnya Pemkot Makassar diam saja dan tidak merespon tuntutannya. 

"Seakan akan ini masalah dihilangkan," tandasnya. 

Ia mengungkapkan pihaknya telah memilih diam. Tetapi muncul berita dari kepala Dinas Pertanahan dengan judul Lahan Sekolah Masih Aset Pemkot. 

"Itu yang membuat kami kembali bereaksi sehingga kita tutup lagi hari ini," ungkapnya. 

Firman menyatakan pihaknya sudah sangat bersabar menunggu itikad baik Pemkot Makassar. 

"Sejak 2017 kita diarahkan untuk lewat jalur pengadilan. Kita sudah menagkan sampai tingkat pusat. Sudah keluar salinan putusannya. Ternyata Pemkot masih PK dan kita harus menunggu itu sampai terbit hasil PK nya," tuturnya. 

"Sudah hampir 7 tahun kami sabar menunggu. Tapi tidak ada hasil. Makanya kita dari ahli waris terpaksa menutup lagi sekolah ini. Supaya ada respon dari Pemkot," imbuhnya. 

Akibat penyegelan ini, kini sebanyak 1000 siswa dari tiga sekolah di komplek UPT SPF SD Negeri Pajjaiang harus terhenti untuk mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan. Pasalnya ahli waris tidak akan membuka sekolah ini jika Pemerintah Kota Makassar belum melakukan ganti rugi sebesar Rp14 miliar. 

 

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close