NTV Morning: Reza Indragiri: Pengungkapan Kasus Vina dan Eky Terlalu Mengandalkan Keterangan Saksi dan Tersangka

Nusantaratv.com - 01 Agustus 2024

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel dihadirkan kuasa hukum Saka Tatal dalam lanjutan sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (31/7/2024).
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel dihadirkan kuasa hukum Saka Tatal dalam lanjutan sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (31/7/2024).

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel dihadirkan kuasa hukum Saka Tatal dalam lanjutan sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (31/7/2024).

Reza mengatakan, pengungkapan kasus Vina kurang mengedepankan bukti saintifik, tetapi banyak berdasarkan dari keterangan saksi maupun tersangka.

Dia menekankan pentingnya bukti saintifik dalam pengungkapan kasus tewasnya Vina dan Eky pada 2016.

Usai memberikan keterangan dalam persidangan PK Saka Tatal di PN Cirebon, Reza menyebut pengungkapan kasus tersebut hanya mengandalkan keterangan saksi-saksi.

Padahal, menurut Reza, ada beberapa bukti penting yang harusnya diungkap dalam persidangan. Salah satunya adalah bukti percakapan komunikasi elektronik antara korban dan para terpidana. 

Reza berkesimpulan jika kematian Vina dan Eky adalah pembunuhan berencana, maka ada kemungkinan terjadinya percakapan antara para terpidana. 

"Jadi ini adalah contoh proses pengungkapan kasus yang terlalu mengandalkan keterangan saksi, keterangan Saka. Terlalu mengandalkan pada keterangan mereka tanpa menghadirkan bukti-bukti saintifik," ujar Reza, seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning, Kamis (1/8/2024). 

"Apa itu? Ada banyak. Dua yang berulang kali saya sebut. Karena dua hal ini pula yang terus-menerus digali baik oleh penasehat hukum, jaksa penuntut  umum, dan juga majelis hakim yang memberikan atensi tentang itu," sambungnya.

Reza menyebut, dua bukti saintifik yang paling dibutuhkan, pertama adalah terkait dengan sperma.

"Saya tidak bicara spermanya, tapi bicara tentang apa aktivitas seksual yang mendahului keberadaan sperma tersebut. Apakah sperma itu berawal dari aktivitas seksual, mau sama mau, ataukah sperma didahului oleh aktivitas seksual yang disertai dengan paksaan," jelasnya. 

Reza juga menunggu adanya bukti komunikasi elektronik via gawai yang dilakukan para terpidana maupun kedua korban. 

"Bukti komunikasi elektronik serinci-rincinya ini mencakup siapa dengan siapa berkomunikasi, tentang apa, pada jam, menit, dan detik berapa. Itu akan memberikan gambaran kepada kita tentang sebetulnya para tersangka ini betul-betul merencanakan pembunuhan atau tidak," tukas Reza. 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close