Nusantaratv.com-Puluhan murid laki-laki jadi korban predator kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru ngaji di Cileduk, Kota Tangerang, Banten. Perbuatan bejat sang guru ngaji ini bahkan sudah dilakukan berulang kali dalam kurun waktu 24 tahun. Mirisnya, perbuatan asusila pelaku dilakukan secara terang-terangan di hadapan para murid usai mengaji.
Pelaku bernama Wahyudin memaksa para murid laki-lakinya yang berniat belajar mengaji melakukan seks oral.
Tak hanya mengalami pelecehan. Para korban yang diperkirakan lebih dari 30 orang tersebut juga mengalami kekerasan seksual oleh pelaku. Perbuatan tak senonoh itu dilakukan terang-terangan sambil direkam dengan kamera ponsel. Bahkan para murid diminta untuk menonton saat pelaku merudapaksa salah seorang murid lainnya.
Di antara para korban ada yang merupakan kakak beradik. Keduanya bernasib serupa dengan murid-murid lainnya.
Perilaku menyimpang guru ngaji ini sudah terjadi sejak tahun 2000 silam atau 24 tahun lalu. Salah seorang korban berinisial F mengaku pelaku kerap menyasar anak-anak yang masih duduk di bawah kelas 1 SMP. Setiap anak bisa mengalami pelecehan atau kekerasan seksual lebih dari tiga kali. Para korban akan diberikan uang Rp50.000 agar tak bercerita kepada orang tuanya.
"Anak-anak pada suka main ke rumah dia karena kalau di rumah dia tuh memang dikasih kebebasan. Kayak boleh ngerokok boleh melakukan hal yang bebas lah di rumah dia gitu. Saya pas saya dilecehkan itu belum masuk di pengajian sana. Cuma memang pas dilecehkan itu saya sempat ngaji di sana sekitar 2 tahun kurang lebih," ungkap korban F seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning.
Sementara itu, pendamping korban H Dadang mengatakan kasus ini terbongkar setelah tiga orang korban berani mengadukannya ke tokoh masyarakat. Kini pelaku kabur sebelum sempat ditangkap warga. Bahkan sebelum kabur pada November lalu pelaku sempat-sempatnya melecehkan seorang korban.
"Pertama saya ini khawatir dan peduli. Ini kan kasus di depan mata di lingkungan saya sendiri. Ada kasus begini kita engga mungkin biarkan. Ini harus terungkap," tandas H Dadang.
"Demi keadilan kita saya harus ungkap ini semua dan sampai tuntas. Insyaallah saya akan bantu kawal," tegasnya.
Hingga kini sudah ada lima anak dari 30 orang korban yang melaporkan perbuatan menyimpang pelaku ke Unit pelayanan PPA kota Tangerang. Meski demikian pihak kepolisian Polres Metro Tangerang belum bisa dimintai keterangan.