Nusantaratv.com-Sidang Majelis Umum PBB kembali berlangsung di markas PBB di New York. Indonesia kembali diwakili Menlu RI Retno Marsudi yang segera diangkat menjadi utusan khusus Sekjen PBB untuk isu air.
Sementara Joe Biden memberi pidato terakhirnya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dalam forum ini.
Isu-isu apa yang akan mengemuka dalam sidang Majelis Umum PPB selengkapnya dilaporkan tim VOA, seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Morning, Kamis (26/9/2024).
Dalam pidatonya pada sesi debat umum sidang Majelis Umum PBB, Joe Biden mengangkat kembali pentingnya pendekatan multilateralisme untuk menuntaskan berbagai persoalan dunia.
"Keadaan bisa berubah jadi lebih baik. Jangan lupakan hal itu. Saya melihat itu sepanjang karier saya," kata Joe Biden.
Pidato ini adalah yang terakhir bagi Biden yang memutuskan tak lagi mencalonkan diri dalam Pilpres AS pada 5 November 2024.
Ia pun mendapat sambutan yang hangat.
"Memulihkan norma aliansi dan peran AS di dunia. Banyak yang suka terhadap Biden di kebanyakan negara. Sebagian tak suka," ujar Third Way, Jim Kessler.
Satu sumber ketidakpuasan terhadap pemerintahan Biden adalah kebijakan AS terkait perang Israel-Hamas. Perang yang belakangan meluas ke Lebanon dengan serangan terhadap kelompok Hizbullah.
"Perang menyeluruh tak diinginkan siapapun. Di tengah eskalasi, solusi diplomatis masih mungkin tercapai. Bahkan satu-satunya cara capai kondisi aman yang mungkinkan warga perbatasan kedua negara pulang," kata Joe Biden.
Meluasnya konflik Lebanon sebelumnya juga diangkat PBB saat membuka sesi debat umum.
"Lebanon dalam kondisi gawat. Rakyat Lebanon, Israel dan dunia tak boleh biarkan Lebanon menjadi Gaza selanjutnya," tegas Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas memberi pidato pada hari Kamis waktu New York. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mundur dari jadwal semula dan memberikan pidato pada hari Jumat.
Perang Israel-Hamas masih memecah belah negara-negara anggota PBB bahkan menjelang 1 tahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. Dewan keamanan yang berkali-kali gagal menyepakati resolusi terkait Gaza akhirnya berhasil menyepakati empat resolusi yang berbeda. Terakhir pada bulan Juni menyepakati dukungan terhadap segeranya terjadi gencatan senjata pengembalian seluruh sandera oleh Hamas dan juga penekanan terhadap solusi dua negara.
Sementara itu, kepada VOA Menlu RI Retno Marsudi meminta AS dan Dewan Keamanan bertindak lebih tegas.
"Kita tahu Amerika sudah berusaha juga untuk menyelesaikan masalah ini. Tetapi we need more dari Amerika Serikat agar krisis ini betul-betul dapat dihentikan. Dan terutama call kita tetap sama. Dewan Keamanan PBB melihat sebuah atau bukan sebuah lagi serangkaian kekejaman yang terus dilakukan. Masa Dewan Keamanan tidak dapat melakukan sesuatu?" ucap Retno Marsudi.
Menlu RI akan berbicara di depan sesi debat umum Sabtu waktu New York. Di sela hari pertama debat umum Menlu mengadaka serangkaian pertemuan dengan perwakilan Bank Dunia serta Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia.