Nusantaratv.com - Guna mengisi waktu luang, warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sumedang, Jawa Barat (Jabar), menciptakan inovasi baru berupa kerajinan tangan hingga alat pendeteksi gempa.
Inisiatif ini mencuat setelah warga binaan terpapar isu mengenai kemungkinan terjadinya gempa Megathrust di Pulau Jawa, termasuk Sumedang.
Berada di dalam jeruji besi memang bukanlah halangan untuk tetap menciptakan kreativitas yang bermanfaat.
Sebelumnya warga binaan Lapas Kelas IIB Sumedang juga sudah membuat berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis seperti tas, tempat tisu, kopiah, dan gantungan kunci.
Struktur Warga Binaan Lapas Sumedang, Sri Widati, mengaku ide pembuatan alat pendeteksi gempa tersebut terinspirasi dari media sosial YouTube.
Alat tersebut sebelumnya tidak menggunakan kerincingan yang hanya model biasa. Dia menyebut, dirinya perlu memahami terlebih dahulu sebelum mengajarkan ke warga binaannya.
"Awalnya saya melihat berbagai kerajinan tangan, lalu terlintas untuk membuat sesuatu yang bermanfaat. Selain bikin tempat tisu dan lain sebagainya, saya lihat di YouTube kayak ini bagus nih untuk membuat kerajinan baru. Tapi kalau di YouTube itu tidak pakai kerincingan cuma gantungan aja, kemudian kita inovasi pakai kerincingan," ujar Sri seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning, Rabu (23/10/2024).
Baca Juga: NTV Highlights: Takut Ancaman Gempa Megathrust, Warga Maluku Tengah Ngungsi ke Pegunungan
Warga binaan Lapas Kelas IIB Sumedang, Jawa Barat, menciptakan inovasi baru berupa kerajinan tangan hingga alat pendeteksi gempa.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, alat pendeteksi gempa ini terdiri dari kerincingan yang dapat digantung atau ditempelkan di pintu dan jendela. Ketika terjadi goyangan, kerincingan akan berbunyi, menandakan adanya getaran yang mungkin disebabkan oleh gempa.
"Karena sekarang ini ada isu gempa Megathrust, apa salahnya saya cari di YouTube. Terus pakai kerincingan kayak-nya ini keren, nah disitu idenya. Lalu berpikir lagi ini apa namanya, sudah lah disebut alat pendeteksi gempa, jadikan itu bisa digantung atau ditempel di kaca dan di pintu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIB Sumedang, Ratri Handoyo Eko Saputro mengatakan, akibat adanya isu akan terjadi gempa Megathrust di Pulau Jawa, sehingga memunculkan ide untuk membuat kerajinan ini.
"Karena ada isu Pulau Jawa akan terjadi gempa Megathrust, jadi kami punya ide bagaimana membuat kerajinan ini. Kalau secara awam kita melihat lampu atau apa kan enggak bisa ketahuan akan terjadi gempa atau tidak. Nah dengan kerajinan rajutan ini terus ada kerincingannya kita taruh pasti ada goyangan dan akan bunyi berarti akan terjadi gempa," sebut Ratri.
Inovasi diciptakannya kerajinan alat pendeteksi gempa ini tidak hanya menunjukkan kreativitas warga binaan, namun juga memberikan kontribusi positif bagi keselamatan masyarakat.
Nah, untuk yang ingin memiliki alat pendeteksi gempa buatan warga binaan ini dijual dikisaran harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000, tergantung pada tingkat kerumitan, motif, dan jenis benang yang digunakan.