Nusantaratv.com - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin mempertanyakan kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait terjadinya Kembali serangan hacker di Pusat Data Nasional (PDN).
Politisi PDI Perjuangan itu juga meragukan strategi yang dilakukan Kominfo dan BSSN dalam mengamankan data nasional. Untuk itu, dia mempertanyakan sejauh mana Kominfo dan BSSN melakukan forensik digital atas peretasan itu.
"Apakah kita hanya akan melaporkan insiden itu, atau melakukan upaya agar insiden itu tidak terjadi. Apakah pelakunya sudah diketahui karena setahu kami ransomware itu yang pertama mengunci, hanya dua diperbaiki," kata Hasanuddin, seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning, Jumat (28/6/204).
Pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat (Jabar), 71 tahun silam itu, menyebut jika perbaikan sistem layanan PDN cukup sulit dan tingkat keberhasilannya di bawah 20 persen.
Baca Juga: Ternyata Hacker Bjorka Orang Cirebon
"Harus ditracking. Sekarang kalau ditracking siapa pelakunya dan sekarang itu kan mereka kunci, kodenya di mereka, kita diminta untuk menebus. Lah kan tidak mungkin," tambahnya.
Tak hanya itu, Hasanuddin juga meminta penjelasan Kominfo dan BSSN mengenai strategi mereka dalam melakukan pemulihan.
"Saya pengen tahu secara clear dan apakah SDM yang bapak miliki cukup tidak untuk memberikan proteksi kepada seluruh lembaga negara khususnya masalah IT," tegasnya.
Sebab, ungkap Hasanddin, dari 282 instansi hanya ada 44 yang dilaporkan bisa kembali pulih meksipun tidak seutuhnya.
"Karena dalam data kami 282 instansi justru ya sudah hancur hanya 44 saja diprediksi akan kembali pulih dan itu mungkin hanya di bawah 100 persen," tukas Hasanuddin.