NTV Morning: Donald Trump Ngotot Ingin Relokasi Warga Gaza dan Usir Hamas

Nusantaratv.com - 12 Februari 2025

Presiden AS, Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Perundingan untuk pemberlakuan fase kedua gencatan senjata Israel-Hamas berlanjut di Qatar di tengah tarik ulur yang alot. Pada saat yang sama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menegaskan proposal mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya. 

Selengkapnya dilaporkan tim VOA. 

Dalam perjalanan ke New Orleans di atas pesawat kepresidenan Air Force One Presiden Donald Trump kembali menyatakan proposalnya merelokasi warga Palestina di Gaza sambil membangun kembali Jalur Gaza.

"Kami komitmen mengambil alihnya dan mncegah Hamas kemabli masuk ke sana. Siapa bisa masuk? Tempatnya hancur. Semua luluh lantak. Semua hancur. Bangunannya tak layak huni dan goyah.
Kami akan kembangkan agar jadi indah melibatkan negara lain. Akan jadi indah," kata Donald Trump seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Morning.  

Sementara itu, dalam program Meet the Press, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz menantang kritisi rencana ini untuk menawarkan solusi lebih baik.

"Tak bisa sampai pascarekonstruksi membuat Gaza 'Parisnya Laut tengah" seperti Beirut pada tahun 1970-an dengan kehidupan lebih baik untuk warganya, bila  1,8 juta orang hidup miskin di tengah puing-puing. Bagi semua termasuk media, yang tak suka proposal Trump beri ide lebih baik!," cetus Mike Waltz. 

Proposal relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania bergulir di tengah implementasi gencatan senjata dengan penarikan pasukan Israel dari koridor Netsarim wilayah sepanjang 6 km yang membelah Gaza Utara dari Gaza selatan.

Jurnalis VOA-Washington, DC Nova Poerwadi melaporkan hingga Senin waktu setempat 21 sandera telah dibebaskan oleh kelompok Hamas. 

"Sementara 730 dibebaskan oleh Israel sebagai bagian implementasi fase pertama dari gencatan senjata Israel-Hamas. Lalu masalah rekonstruksi bakal ditangani setelah pemberlakuan fase ketiga gencatan senjata," tutur Nova Poerwadi. 

Proposal merelokasi warga Gaza ditolak pejabat Palestina dan pemimpin negara-negara Arab tapi mendapat dukungan kuat dari rekan koalisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dari haluan ultra kanan. Ini tidak mengejutkan bagi pengamat.

"Sangat alami bagi mereka untuk menyoraki ide seperti ini, karena pola pikir mereka mesianis, dengan solusi kolosal serta transisi dan transformasi besar. Ini bukan praktiknya di Timur Tengah," ujar Amotz Asa-El dari Shalom Hartman Institute.  

Tapi pengamat menilai solusi berkelanjutan membutuhkan kesabaran kedua pihak.

"Bila ingin perubahan, perlu kesabaran bertahun-tahun dengan banyak pihak. Bila tidak, ini hanya akan memicu kekerasan, kehancuran dan putus asa," imbuh Amotz Asa-El.  

Rencaanya 33 sandera dilepas Hamas selama fase pertama masing-masing disertai pelepasan beratusan tahanan Palestina oleh Israel.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close