Nusantaratv.com-Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB.
Resolusi ini juga merekomendasikan Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan keanggotaan Palestina.
Sementara Israel bereaksi keras.
Dalam sidang Jumat (10/5/2024) Majelis Umum PBB meloloskan resolusi yang merekomendasikan Palestina untuk jadi negara anggotanya. Hasil voting menunjukkan 143 negara mendukung, 9 menolak dan 25 abstain.
"Dengan voting mendukung 143 menolak 9 dan abstain 25," kata Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis saat membacakan hasil voting penentuan Palestina menjadi negara anggota seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Morning, Senin (13/5/2024).
Palestina, yang berstatus sebagai pengamat permanen nonanggota sejak 2012, menyambut baik resolusi tersebut.
"Setiap satu dukungan adalah dukungan bagi eksistensi Palestina. Ini tak merugikan negara manapun. Melawan usaha untuk merampas negara kami. Itulah kenapa Israel sangat menentangnya. Karena mereka menentang kemerdekaan kami termasuk solusi dua negara," kata Wakil Pemantau Tetap Palestina untuk PBB, Riyad Mansour.
Namun, ini mendapat respon keras dari Israel.
"Anda merobek-robek piagam PBB dengan tangan-tangan anda sendiri. Itulah yang anda semua lakukan merobek-robek piagam PBB. Harusnya anda merasa malu," tegas Perwakilan tetap Israel di PBB Gilad Erdan
Resolusi Majelis Umum PBB tidak otomatis menjadikan Palestina sebagai negara anggota karena memerlukan persetujuan Dewan Keamanan.
Dewan Keamanan PBB pada April lalu juga gagal menyepakati resolusi serupa akibat veto dari Amerika Serikat. Amerika Serikat menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara, namun tidak melalui resolusi PBB,
"Suara kami tidak mencerminkan penentangan kami terhadap kenegaraan Palestina. Telah sangat jelas kami mendukungnya dan berusaha untuk memajukannya. Malahan ini pengakuan bahwa kenegaraan hanya bisa datang dari negoisasi langsung antara kedua pihak," tandas Deputi Wakil Perutusan Tetap AS untuk PBB, Robert A Wood
Sementara Britania Raya menilai krisis harus diselesaikan dengan kesepakatan di Gaza.
"Cara cepat mengakhiri konflik adalah dengan kesepakatan membebaskan para sandera dan memungkinkan adanya jeda dalam pertempuran di Gaza," tukas Perwakilan Tetap Britania Raya untuk PBB Barbara Woodward.