Nusantaratv.com-Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Muhammad Taufan Pawe melontarkan sindiran keras terkait pembangunan ibu kota Nusantara (IKN) dan rencana memindahkan ibu kota yang digagas Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Menurut Taufan IKN cuma keinginan Jokowi yang kini jadi beban Presiden Prabowo Subianto.
"Beberapa waktu yang lalu Pak Ketua memimpin kunjungan kerja spesifik ke Kalimantan Timur di IKN. Jujur saya katakan saya cukup tercengang melihat pembangunan fisik baik dari segi estetika struktur dan lain-lain sebagainya. Cuma dalam pikiran saya apa iya ibu kota negara kita bisa pindah di IKN? Ini forum konstitusi, mohon maaf Pak Basuki kekhawatiran saya itu karena presiden sebelumnya Pak Jokowi yang saya anggap cukup Brilian dalam berpikir cuma alur berpikirnya itu saya khawatir Itu sebatas keinginan Pak, bukan kebutuhan," kata Muhammad Taufan Pawe saat Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR dengan Kepala OIKN Basuki Hadimuljono.
"Nah di sinilah saya melihat bahwa ada situasi dan keadaan ya dalam tanda kutip menjadi beban bapak Presiden Jokowi dan juga sekaligus sangat menjadi beban bagi Pak Prabowo," imbuhnya.
Taufan mengatakan kondisinya pergantian presiden ada situasi semangat Bapak Prabowo yang susah dibendung yaitu ingin swasembada pangan. Ingin menuju Indonesia emas dengan misi Astaacita visi Indonesia emas. Tapi lagi-lagi alasan klasik kondisi keuangan negara kita.
"Nah olehnya itu pada kesempatan ini saya punya pandangan. Fraksi Golkar berpandangan bahwa harga mati mendukung program Astaacita. Tapi tentu dalam persimpangan pemikiran, apa iya dengan semangat pemaparan dari Pak Basuki tadi selaku ketua otoritas IKN bisa berbanding lurus, minimalah berbanding lurus dengan semangat Bapak Prabowo. Karena semangat Pak Prabowo ini betul-betul kita sudah bisa membayangkan seperti apa endingnya Pak. Ini 280 juta jiwa yang dipikirkan oleh Pak Prabowo bukan jumlah yang sedikit. Persoalan republik ini
bukan hanya persoalan makan bergizi gratis. Bukan hanya persoalan P3K. Banyak persoalan-persoalan lain," tuturnya.
Berkaca dari banyaknya persoalan yang harus di atasi, kata Taufan, IKN harus berinovasi untuk melahirkan fungsi-fungsi manajerial dalam membangun IKN.
Terlebih awalnya dijanjikan bahwa perkuatan pembangunan IKN ini adalah investor. Tapi kenyataannya beban uang negara karena bertumpu pada APBN
"Ini untung-untung masih ada yang menetes sekian triliun. Jadi tolonglah manajemen otoritar otoritas
IKN cukup bijak memerankan fungsi-fungsi manajemen di sana. Untuk membangun IKN dengan orientasi kita satu kiblat saja memperkuat program Prabowo. Visinya menuju Indonesia Emas, misinya perkuatan Astaacita," pungkasnya.