NTV Election: Pengamat Duga Ada 'Tangan Tersembunyi' dari Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketum Partai Golkar

Nusantaratv.com - 15 Agustus 2024

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam saat menjadi narasumber dalam program Dialog NTV Election di Nusantara TV, Rabu (14/8/2024).
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam saat menjadi narasumber dalam program Dialog NTV Election di Nusantara TV, Rabu (14/8/2024).

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai ada kekuataan masif dari mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

"Apa yang terjadi dalam dinamika ini, ada kekuatan cukup masif yang berhasil membuldoser kredibilitas dan legitimasi kepemimpinan Pak Airlangga. Notabene kita tahu, Pak Airlangga itu berjasa dan juga berjaya dalam konteks kepemimpinan di Golkar," ujar Umam saat menjadi narasumber dalam program Dialog NTV Election di Nusantara TV, Rabu (14/8/2024).

Menurutnya, Airlangga berjasa dalam kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

"Tentu insentif elektoral terbesarnya adalah dari partai terbesar di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yaitu Partai Golkar. Dia juga berjasa di dalam konteks meningkatkan elektabilitas Golkar, yang hanya terpaut 1,44 persen dari PDI-P, dan memberikan insentif praktis 17 kursi baru di parlemen, that's something. Dengan situasi ini maka kita bisa mencermati, ada kekuatan besar," tambahnya. 

Umam mengatakan sejatinya terdapat faksi di internal Golkar yang tidak puas dengan kepemimpinan Airlangga. Meski faksi beragam, ada kelompok yang menyoroti sikap Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga.

"Saat ini kita tahu Golkar partai besar. Ada cukup banyak faksi-faksi di dalam Golkar. Jika disederhanakan, ada satu faksi yang mencoba untuk mempertahankan political sovereignty (kedaulatan politik) dari Golkar yang dalam konteks kepentingan strategis di Pilkada tidak mau misalnya diintervensi, dipengaruhi oleh kekuatan eksternal," jelasnya.

Namun, pada saat yang sama, sebut Umam, ada pula kekuatan lain di dalam keluarga besar Golkar sendiri yang mencoba bersimbiosis dengan kekuatan eksternal yang dekat dengan kekuasaan untuk mempengaruhi, mengontrol, dan mengendalikan kepemimpinan Golkar dalam pengambilan keputusan politik strategis.

"Maka ketika kita tahu jasa besar, kemudian capaian dan prestasi yang juga memadai akhirnya mampu menggergaji kredibilitas dan juga legitimasi pemimpin seorang Airlangga, maka kita bisa mencermati jika ini ada sponsor dari kekuatan besar, kekuasaan besar, yang tampaknya bergerak dengan tangan yang tidak terlihat, the invisible hand, dan ini terus berdinamika," tegas Umam.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham, mendukung Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjadi Ketum Partai Golkar. Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) resmi terpilih sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Golkar.

"Plt dijabat AGK, lalu ada potensi kemenangan nanti sebagai ketum definitif adalah Pak Bahlil misalnya. Sebenarnya itu mengkonfirmasi jika dua nama besar, yaitu Pak Agus Gumiwang Kartasasmita dan Pak Bahlil adalah bagian dari kekuatan besar yang mencoba untuk mendelegitimasi kredibilitas kepimpinan Pak Airlangga," tukas Umam. 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close