Nusantaratv.com-Akibat ricuh saat pengambilan nomor urut pada akhir September lalu, debat calon bupati dan calon wakil bupati Pekalongan dipindahkan pelaksanaannya ke Kota Semarang Jawa Tengah pada Sabtu 9 November malam.
Pengamat politik UIN Walisongo Semarang Kholidul Adib menilai sejak dahulu dinamika politik di Kabupaten Pekalongan keras sehingga antisipasi konflik gelaran debat dipindah ke luar daerah.
Atmosfer Pilkada di Kabupaten Pekalongan memanas hal ini terjadi saat pengambilan nomor urut dua pasangan calon bupati dan wakil bupati yakni Fadia Arafiq-Sukirman dan Riswadi-Muhammad Amin mengakibatkan kericuhan pendukung dua paslon tersebut bahkan viral di media sosial.
Kericuhan ini membuat debat paslon bupati dan wakil bupati Pekalongan pun diungsikan ke kota Semarang.
Kholidul Adib mengatakan secara regulasi diperbolehkan untuk berpindah lokasi debat jika suatu daerah iklim poltiknya memanas yang memicu konflik.
Ia menambahkan sejarah mencatat di Kabupaten Pekalongan juga pernah terjadi kericuhan pada tahun 1999 silam.
Selain Pekalongan, Kabupaten Jepara juga sama, kerap terjadi konflik saat pemilihan umum berlangsung. Namun kini kondisinya sudah berlangsung kondusif.
Baca juga: Special Report: Debat Perdana, Andika Perkasa Sebut Indeks Pelayanan Publik Jateng Memburuk
"Memang secara regulasi kalau debat dilaksanakan di daerah setempat berpotensi terjadi kericuan atau mengganggu terjadinya kelancaran debat maka boleh dipindahkan ke tempat lain," Kholidul Adib seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Election, Jumat (8/11/2024).
"Dan informasi yang kita terima kan malam ini ya malam minggu. Kalau enggak salah di Hotel Patra. Saya sudah dapat informasi dari salah satu kawan di Pekalongan tentang adanya perpindahan itu. Dan juga dari salah satu teman di TVRI," lanjutnya.
"Secara regulasi memang dimungkinkan apabila ada halangan," imbuhnya.
Sementara itu KPU Jateng merespons debat calon bupati dan wakil bupati pekalan 2024 yang dipindah ke Semarang sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kericuhan dan konflik antar pendukung pasangan calon yang bisa mengganggu jalannya demokrasi.
"Memang pertimbangan-pertimbangan keamanan dari teman-teman KPU Kabupaten Pekalongan. Memang debat itu diutamakan di daerah masing-masing. Tapi tidak kemudian menjadi kewajiban atau larangan yang ada sanksinya karena ada pertimbangan-pertimbangan tertentu di Kabupaten Pekalongan. Kebetulan waktu pengundian itu juga sempat ricuh. Saat pengundian nomor atau pas pendaftaran itu juga sempat massa itu sangat banyak sekali. Jadi dengan pertimbangan itu kemudian KPU Kabupaten Pekalongan melaksanakan debatnya itu di Kota Semarang besok tanggal 9 di Patra Jasa," ujar Kabid Sosialisasi Pendidikan Pemilih KPU Jateng, Akmaliyah.
KPU Jateng mengklaim kota lumpia lebih terjamin keamanannya jika dibandingkan digelar di Kabupaten Pekalongan yang berpotensi keributan akan terjadi.