Nusantaratv.com - Otoritas kesehatan Nigeria pada Minggu (22/1/2023) mengatakan negara terpadat di Afrika itu telah mengonfirmasi 105 kasus baru demam Lassa dari 369 kasus yang diduga tercatat di seluruh negeri pada 2-15 Januari.
Sejauh ini, kata Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria, Ifedayo Adetifa, kasus penyakit hemoragik virus akut telah ditemukan di 30 wilayah lokal Nigeria di 10 negara bagian.
Dia mengidentifikasi dua negara bagian selatan Edo dan Ondo, serta negara bagian timur laut Bauchi, sebagai yang terparah.
"Kasus demam Lassa dari tiga negara bagian menyumbang 84 persen dari jumlah total infeksi di negara itu, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan," ujar Adetifa, seperti dikutip dari Xinhua, Senin (23/1/2023).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam Lassa disebabkan oleh virus Lassa. Demam Lassa (Lassa fever) adalah penyakit infeksi virus akut yang ditularkan dari hewan ke manusia atau penyakit zoonosis.
Manusia umumnya terinfeksi virus Lassa melalui paparan makanan atau barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urine atau kotoran tikus yang terinfeksi. Spesies tikus multimammate (Mastomys natalensis) yang menjadi pembawa virus Lassa ini tergolong umum ditemukan di kawasan Afrika Barat.
Dalam beberapa kasus, demam Lassa memiliki gejala yang mirip dengan malaria, muncul antara satu hingga tiga minggu setelah terpapar virus. Dalam kasus ringan, penyakit ini menyebabkan demam, kelelahan, lemas, dan sakit kepala.
Korban tewas demam Lassa di Nigeria mencapai lebih dari 170 dari hampir 1.000 kasus tahun lalu hingga November, di tengah langkah intensif pemerintah untuk mengurangi infeksi.