Nusantaratv.com - Presiden Tunisia Kais Saied pada Rabu (29/9/2021) menunjuk Najla Bouden Romdhane sebagai perdana menteri dan memintanya untuk membentuk pemerintahan baru.
Langkah itu dilakukan dua bulan setelah pemecatan mantan Perdana Menteri Hicham Mechichi di tengah krisis politik yang mendalam di negara Afrika Utara itu, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (30/9/2021).
Dalam pernyataannya, Kepresidenan Tunisia mengatakan Najla Bouden ditugaskan untuk membentuk pemerintahan dalam waktu dekat ini.
Lahir pada 1958 di provinsi Kairouan, Najla Bouden adalah profesor geofisika dan pernah bekerja dengan Bank Dunia. Dia merupakan wanita pertama yang menjadi perdana menteri dalam sejarah Tunisia.
Baca Juga: Adik Kim Jong-un Ditunjuk di Badan Tertinggi Pemerintahan Korut
Pada 25 Juli, Saied menggulingkan pemerintah, membekukan parlemen, dan mengambil alih kekuasaan eksekutif. Di sisi lain, dia bersikeras jika 'langkah-langkah luar biasanya' bertujuan 'menyelamatkan' negara, namun para oposisi menuduh dia mengatur kudeta.
Mayoritas partai di Tunisia menolak langkah Saied, di mana beberapa di antaranya menuduhnya mendalangi kudeta terhadap konstitusi. Namun, pihak lain menganggap keputusan Saied benar atas krisis politik, ekonomi, dan kesehatan di negara itu.
Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara yang berhasil melakukan transisi demokrasi di antara negara-negara Arab yang menyaksikan revolusi rakyat menggulingkan rezim penguasa, termasuk Mesir, Libya, dan Yaman.