Nah Lo! Korsel Laporkan 5 Kasus Pertama Omicron

Nusantaratv.com - 02 Desember 2021

Orang-orang mengunjungi pusat tes Covid-19 di Seoul pada 1 Desember 2021 di tengah merebaknya varian Omicron. (Kyodo)
Orang-orang mengunjungi pusat tes Covid-19 di Seoul pada 1 Desember 2021 di tengah merebaknya varian Omicron. (Kyodo)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Korea Selatan (Korsel) melaporkan lima kasus pertama Covid-19 varian Omicron pada Rabu (1/12/2021). Hal itu diungkapkan pejabat setempat.

Kasus Covid-19 harian di Korsel mencetak rekor naik di atas 5.000 untuk pertama kalinya. Kondisi ini memicu kekhawatiran atas peningkatan tajam pasien dengan gejala yang parah.

Dikutip dari The Straits Times, Kamis (2/12/2021), pasangan yang divaksinasi lengkap dinyatakan positif varian tersebut setelah tiba pekan lalu dari Nigeria, diikuti oleh dua anggota keluarga mereka dan seorang teman, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Pada saat melaporkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron, Korsel juga mengumumkan pengetatan pembatasan perjalanan, termasuk penangguhan penerbangan langsung ke Ethiopia selama dua pekan.

Disebutkan semua pelancong yang memasuki negara itu akan diuji untuk varian baru Omicron. Dan mulai Jumat (3/12/2021) selama dua pekan, semua kedatangan warga Korsel dan orang asing harus dikarantina selama 10 hari terlepas dari status vaksinasi mereka, kata KDCA.

Sebelumnya, pengecualian tersedia dalam sejumlah kasus, seperti warga negara Korsel yang divaksinasi penuh. Pemerintah Korsel telah berhenti mengeluarkan visa dan kedatangan non-warga negara dari delapan negara Afrika, dan menambahkan Nigeria ke daftar itu pada Rabu (1/12/2021).

Korsel memiliki Jalur Perjalanan yang Divaksinasi (VTL) dengan Singapura. Pemeriksaan dengan KDCA menunjukkan belum ada keputusan yang dibuat tentang apakah pelancong VTL akan dikenakan karantina wajib. Korsel melaporkan rekor lain kasus virus corona harian yakni 5.266, kata KDCA pada Kamis (2/12/2021).

Lonjakan dimulai pada awal November setelah negara itu melonggarkan pembatasan. Varian baru ini mendorong pemerintah untuk menghentikan rencana pada Senin (29/11/2021) untuk pelonggaran pembatasan lebih lanjut.

Korsel juga mengatakan pada Rabu (1/12/2021) konferensi penjaga perdamaian PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang diharapkan menarik lebih dari 700 orang ke Seoul pekan depan saat ini akan diadakan secara online.

Negara ini telah sepenuhnya menginokulasi hampir 92 persen orang dewasa dan sekarang fokus pada vaksinasi anak-anak dan program booster, tetapi para ahli memperingatkan jika kasus akan terus meningkat sampai orang yang tidak divaksinasi memperoleh kekebalan melalui infeksi.

"Pihak berwenang dapat menurunkan jumlah kasus dengan menerapkan kembali beberapa langkah jarak sosial," kata Jung Jae-hun, seorang profesor kedokteran pencegahan di Universitas Gachon.

Korsel mengatakan, rumah sakit merawat 723 pasien dengan Covid-19 yang parah, sebuah angka rekor. Hampir 90 persen tempat tidur unit perawatan intensif di wilayah Seoul yang lebih besar ditempati, dengan 842 pasien menunggu untuk masuk.

Asosiasi Medis Korea mendesak pemerintah untuk mendirikan fasilitas perawatan dan mengizinkan perawatan antibodi untuk pasien berisiko tinggi sebelum mereka mengembangkan gejala parah.

Lebih dari 84 persen pasien yang sakit parah berusia 60 tahun ke atas. Para ahli telah menunjukkan berkurangnya tingkat antibodi dari vaksin dan mendesak orang tua untuk mendapatkan booster.

Kasus baru pada Selasa (30/12/2021) menjadikan total Korsel menjadi 452.350, dengan 3.658 kematian. Meskipun tingkat rawat inap meningkat, angka kematian tetap relatif rendah yakni 0,81 persen, menurut data KDCA.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close