Muncul Lagi Varian Baru Covid-19 Dinamai Centaurus, Disebut Lebih Menular

Nusantaratv.com - 14 Juli 2022

Ilustrasi covid-19/ist
Ilustrasi covid-19/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Seolah tak ada habisnya varian covid-19 terus bermunculan. Setelah varian Delta, Omicron dan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kini ditemukan lagi varian baru yang diberi nama Centaurus.  

Centaurus merupakan nama lain dari varian BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Covid-19 BA.2.

Ahli virologi mengatakan varian terbaru merebak begitu cepat pertama kali di India. Setelah India, varian virus corona tersebut merangsek masuk ke wilayah Inggris.

Inggris mendeteksi pertama kali Centaurus, ketika anggota parlemen mengadakan program vaksinasi untuk lebih dari 3 juta orang dewasa di negara itu.

Varian Covid-19 tersebut memiliki kode ilmiah BA.2.75. Namun para ahli selanjutnya menjuluki varian itu dengan istilah “Centaurus.”

Centaurus pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei. Di India, Centaurus dalam waktu singkat menggantikan teror varian BA.2 yang sebelumnya dominan di banyak negara.

Sementara di Inggris, Centaurus meningkat tajam dan tampaknya jauh lebih cepat daripada penularan varian BA.5.

Selain di India dan Inggris, BA.2.75 ini diketahui telah terdeteksi di sekitar 10 negara lain, termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), Australia, Jerman, dan Kanada.

Baca juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Jadi Variant of Concern, Dokter Reisa Imbau Masyarakat Lakukan Booster

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya sebagai "varian dalam pemantauan" sejak 7 Juli 2022.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diketahui ikut memantau varian baru dengan cermat.

Namun, Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan, mengatakan belum ada cukup sampel untuk menilai tingkat keparahan Centaurus.

Selain pertumbuhannya yang cepat dan penyebaran geografis yang luas, ahli virologi telah dikagetkan oleh banyaknya mutasi ekstra yang terkandung dalam BA.2.75

"Berarti BA.2.75 memiliki kesempatan untuk mengembangkan keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang sudah sukses," kata Dr Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds, mengutip pikiranrakyatcom.

Ahli virologi lain di Imperial College London, yang pertama kali mengidentifikasi Omicron sebagai masalah potensial pada November 2021, Dr Tom Peacock menimpali Strphen Griffin.

"Ini jelas merupakan kandidat potensial yang berbahaya setelah BA.5. Jika mutasi gagal, (Centaurus) akan jadi masalah baru yang kita hadapi selanjutnya, yaitu 'varian dari varian'," pungkas dr Tom.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close