Nusantaratv.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menilai fenomena Makassar Fashion Week berpotensi merusak moral generasi muda. Ini terjadi lantaran pakaian yang mereka kenakan tak sesuai syariat Islam.
Sekretaris MUI Sulsel, KH Muammar Bakri mengatakan catwalk di zebra cross pun tak sesuai dengan kaidah agama serta budaya.
"Iya kalau berpotensi melanggar prinsip-prinsip syariah. Maka itu berpotensi merusak moral," ujar Muammar, Selasa (26/7/2022).
Ia mengingatkan bahwa fungsi pakaian dalam syariat Islam adalah untuk menutup aurat. Dirinya melihat pakaian yang dikenakan di Makassar Fashion Week tergolong banyak yang tak menutup aurat.
"Kalau pakaian itu bertentangan dengan nilai-nilai syar'i, misalnya membuka aurat, kelihatan aurat, maka itu juga berpotensi mendapat dosa," jelas Muammar.
Menurutnya, Makassar Fashion Week bisa menerapkan prinsip syariah dalam pakaian yang dikenakan. Itu, kata dia jauh lebih baik ketimbang busana yang mengumbar aurat.
"Kalau tidak melanggar prinsip-prinsip syariah itu bagus dipromosikan seperti pakaian islami. Itukan bagus," jelasnya.
"Tapi kalau melanggar nilai-nilai syar'i, mengumbar aurat, pakaian yang bukan pada tempatnya, misalnya pakaian laki-laki dipakai perempuan dan sebaliknya karena hanya mengikuti tren itu juga bisa berpotensi mendapatkan dosa," imbuhnya.
Makassar Fashion Week merupakan fenomena anak muda yang muncul usai Citayam Fashion Week di Jakarta viral. Anak-anak muda di Makassar ikut mengadakan kegiatan serupa di di Center Poin Of Indonesia.
Di samping Makassar, anak muda di Surabaya juga mengadakan kegiatan yang sama. Berpusat di Jalan Tunjungan, tak sedikit anak muda yang berdatangan. Tapi, Tunjungan Fashion Week dibubarkan Satpol PP Pemkot Surabaya lantaran mengganggu lalu lintas.
Pun halnya di Jakarta. Pemprov DKI berencana menyediakan lokasi lain yang tak mengganggu lalu-lintas bagi anak-anak muda yang hendak terlibat dalam Citayam Fashion Week.