Nusantaratv.com - Di saat rekan-rekan seusianya di daerah lain bisa berangkat ke sekolah naik kendaraan yang nyaman. Tiga siswa di Awang Landas, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) harus bertaruh nyawa untuk bisa sampai ke sekolah. Dikarenakan rumahnya terletak di rawa-rawa, mereka harus naik baskom ke sekolah.
Perjuangan mereka naik baskom ke sekolah viral di media sosial.
Salutnya, meski memiliki keterbatasan, namun ketiga siswa tersebut yakni Wiska, Sa’bani dan Ramli tetap semangat belajar. Ketiganya kini duduk di kelas V SDN 3 Sungai Buluh.
Menurut Rina, Guru Agama di sekolah itu, tiap hari mereka datang ke sekolah. Sekalipun, kondisi air rawa-rawa sedang dalam sejak Desember 2021 sampai sekarang.
“Mereka selalu semangat mengikuti pelajaran. Juga tak pernah absen ke sekolah,” tutur Rina.
Rina menyebutkan selain mereka bertiga, sebenarnya masih ada dua murid lagi yang kadang juga pakai baskom, jika orangtua mereka sedang sibuk mencari nafkah.
Rumah para orangtua dari murid-murid SD tersebut adalah rumah lanting di atas perairan rawa-rawa.
Menurut Rina, saat kemarau, rumah lanting itu sengaja berpindah ke dekat sekolah dengan tujuan menghindari arus dan angin kencang. Jika musim air dalam, rumah mereka kembali ke lokasi semula.
“Saat kemarau, murid yang pakai baskom justru lebih banyak karena jarak ke sekolah lebih dekat, 100 meter dari 200 meter saat air rawa-rawa cukup dalam. Ini terjadi pada siklus tahunan,” ungkap Rina lagi.
Jumlah penduduk di desa terapung ini sekitar 90 keluarga. Mereka mengandalkan hidup dari menangkap ikan dan beternak itik.
Kondisi ekonomi orangtua mereka juga sangat memprihatinkan karena listrik PLN belum masuk dan masih menggunakan tenaga surya.
Rina menambahkan, sebenarnya orang tua dari para murid yang menggunakan baskom ke sekolah memang memiliki perahu. Namun lebih digunakan untuk mencari nafkah. (dari berbagai sumber)