Miris! 68 Pabrik Kelapa Sawit Tutup karena Kesulitan Jual CPO

Nusantaratv.com - 12 Juli 2022

Ilustrasi pabrik kelapa sawit/ist
Ilustrasi pabrik kelapa sawit/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Karut marut yang membelit industri kelapa sawit di Tanah Air belum juga teratasi. Bahkan saat ini kondisi industri kelapa sawit semakin memburuk.

Terbukti, sebanyak 68 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terpaksa tutup akibat kesulitan menjual Crude Palm Oil (CPO) ketika stok dalam negeri menumpuk.

Fakta miris itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono. 

"Memang saat inj masih sulit jual CPO. Menurut Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) sudah ada 68 PKS yg tutup," kata Eddy, Senin, (11/7/2022).

Eddy menyebutkan hal ini disebabkan stok CPO sekarang yang melimpah, di mana hingga Juni tercatat sekitar 6,3 juta ton. Demi menambah umur operasi, perusahaan sawit juga memperlambat waktu panen mereka dan kesulitan menerima Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani swadaya karena stok tangki masih terisi.

Tak hanya itu, eksportir CPO juga kesulitan mencari kapal karena setelah larangan ekspor banyak kapal digunakan untuk mengangkut crude oil dari Rusia. 

"Perusahaan pun sekarang sudah memperlambat rotasi panen agar masih bisa beroperasi, sehingga beberapa masih sulit menerima TBS luar. Sampai kapan? Sampai stok tangki mulai terkuras," katanya.

Menurut Eddy, salah satu solusi yang genting adalah memperlancar ekspor dengan melepas sementara persyaratan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Public Obligation (DPO) sampai stok normal.

Baca juga: Umar Hasibuan Tanggapi Sindiran Legislator ke Luhut Soal Alasan Harga Sawit Anjlok

"Sekarang mesti prioritas memperlancar ekspor, bisa dengan cara melepas dulu persyaratan DMO dan DPO sampai stok CPO mendekati 3-4 juta ton," paparnya.

Terkait desakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan agar PKS membeli harga TBS Rp 16.000 per kg, Eddy Martono mengatakan PKS tidak bisa serta-merta membeli TBS sawit petani Rp 1.600 per kilogram karena harga CPO sudah rendah. 

Menurutnya, untuk bisa membeli TBS seharga Rp 1.600 per kilogram minimal harga CPO Rp 8.000 per kilogram. Ini pun, dengan asumsi rendemen sawit 20 persen.

"Kalau untuk beli TBS Rp 1.600 per kg, harga CPO minimal Rp 8.000 dengan asumsi rendemen 20 persen. Nah sekarang harga CPO di kisaran Rp 6.000-7.000, bagaimana bisa beli TBS dengan harga Rp 1.600?" kata Eddy, mengutip tempoco.

Diketahui sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta pelaku usaha membeli TBS minimal Rp 1.600/kg untuk menyelamatkan harga TBS petani sawit. Hal ini disampaikan Zulkifli Hasan saat berdialog dengan petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Lampung di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (9/7/2022).

"Kami berdialog dengan petani sawit mengenai apa saja permasalahan yang ada. Kami juga menyampaikan kepada para petani bahwa pelaku usaha telah diminta membeli TBS paling sedikit di harga Rp1.600/kg," kata Mendag dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 10 Juli 2022.

Zulhas juga mengutarakan pemerintah terus berupaya mendorong percepatan ekspor CPO. Ia berharap percepatan ekspor akan mempercepat tangki CPO segera kosong dan TBS petani kembali diserap.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close