Nusantaratv.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dituduh penghianat karena meminta Presiden Rusia Vladimir Putin merilis informasi apa pun yang dimiliki pihaknya tentang dugaan transaksi bisnis putra Presiden AS Joe Biden. Trump kembali mengulang tuduhan yang berkali-kali dia sampaikan selama kampanyenya yang gagal melawan Biden dalam pemilihan presiden 2020.
Dalam sebuah wawancara Trump menuding istri Wali Kota Moskwa memberikan 3,5 juta dollar AS (Rp 50 miliar) kepada Hunter Biden.
"Itu uang yang banyak," kata Trump.
"Dia memberinya 3,5 juta dollar AS jadi sekarang saya pikir Putin akan tahu jawabannya. Saya pikir dia harus mengungkapnya," imbuhnya.
Trump telah lama menuding, tanpa memberikan bukti, bahwa Elena Baturina, istri mendiang Wali Kota Moskwa Yuri Luzhkov memberikan dana kepada putra Biden, dalam upaya untuk menjilat Joe Biden.
Menurut seorang pakar politik permintaan bantuan ke Putin, memperlihatkan “keahlian” Trump untuk "mengendalikan media, memanfaatkan otoriter dan mengatur waktu komentarnya untuk dampak maksimum."
Ternyata ini bukan pertama kalinya Trump meminta bantuan Rusia menggali informasi yang dapat “mencederai” lawan politiknya. Pada 2016, Trump juga pernah meminta Rusia mencoba menemukan 30.000 email yang dihapus selama Hillary Clinton, saingannya dalam pemilihan presiden AS saat itu, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS. Trump juga menjalani proses pemakzulkan untuk pertama kalinya pada 2019, karena dituduh mengancam menahan bantuan militer ke Ukraina.
Baca juga: Donald Trump Puji Tindakan Vladimir Putin Soal Konflik Ukraina, Sebut Jenius dan Luar Biasa!
Tak hanya itu, Trump juga diduga meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki urusan bisnis Joe dan Hunter Biden di perusahaan energi Ukraina, menjelang pemilihan 2020. Trump membantah menekan pemimpin Ukraina itu dalam beberapa laporan media yang diterbitkan kala itu.
Aksi Trump meminta bantuan pada Putin di saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut menuai kritik keras.
"Presiden Biden adalah panglima tertinggi Amerika; kami berada di ambang perang terbuka dengan Rusia; Putin jelas merupakan musuh Amerika,” kata Penulis, jurnalis, dan pengacara Seth Abramson.
"Jadi orang akan berpikir bahwa informasi apa pun yang dirilis Putin tentang panglima tertinggi kami adalah bohong—namun Trump sekarang (justru) memohon bantuan Putin. Pengkhianatan terbuka," tegas Abramson, mengutip kompascom.
Ketua Komite Nasional Demokrat Jaime Harrison membuat pernyataan yang sangat keras.
"Trump, pemimpin GOP (Partai Republik), mencintai Putin lebih dari dia mencintai Amerika. Telah terbukti untuk sementara bahwa pria itu sangat membutuhkan bantuan profesional," pungkas Harrison.