Milisi Taliban Ramai-ramai Tukar Senjata dengan Buku Pelajaran, Kenapa?

Nusantaratv.com - 13 Agustus 2022

Anggota Taliban/ist
Anggota Taliban/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Di tengah rasa skeptis atau ragu pada pendidikan modern, sejumlah anggota Taliban di Afghanistan ramai-ramai menukar senjata dengan buku pelajaran.

Gul Agha Jalali merupakan salah satu milisi Taliban yang ikut menukarkan senjatanya untuk mendapatkan buku.

Jika dulu ia menghabiskan dengan menanam bom untuk menyerang pejabat pemerintah Afghanistan dan pasukan asing. Namun sekarang, Jalali sibuk belajar.

Agha kini fokus mengikuti kursus bahasa Inggris. Ia juga mendaftarkan diri untuk kursus ilmu komputer di Kabul.

"Saat negara kami dijajah orang kafir, kami perlu bom, mortar, dan senjata. Sekarang, ada kebutuhan yang lebih besar untuk pendidikan," kata Jalali.

Anggota Taliban lain yang punya mimpi besar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi adalah Amanullah Mubariz yang kini berusia 25 tahun.

"Saya mendaftar ke kampus di India, tetapi saya gagal di tes bahasa Inggris. Saya lalu mendaftar ke sini (Institut Muslim Kabul)," ucap Mubariz, mengutip CNNIndonesiacom.

Sama halnya Jalali, dia sempat menunda pendidikan demi bergabung dengan Taliban. Dia menanam ranjau dan melakukan penyerbuan di Provinsi Wardak.

Semua anggota Taliban mengaku ingin menggunakan pendidikan mereka untuk membangun negara.

Namun, pendidikan menjadi masalah besar di Afghanistan. Sejak Taliban berhasil menguasai negara ini, mereka melarang para perempuan sekolah dan membatasi ajaran.

Di perguruan tinggi dan sekolah, Taliban menghapus pelajaran musik dan seni patung. Mereka menekankan ajaran syariah atau apa pun yang dianggap tak melanggar ajaran Islam versi kelompok ini.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])