Nusantaratv.com - Kabar Paul Alexander yang dijuluki 'si paru-paru besi' meninggal dalam tabung yang dihuninya selama puluhan tahun, menjadi kabar yang trending. Bahkan nama Paul Alexander masuk dalam tren google Indonesia pada hari Kamis (14/3/2024).
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Paul Alexander sempat meraih Guinness World Records sebagai orang yang hidup paling lama di paru-paru besi.
Rekor Guinness World Records untuk Paul Alexander sebagai orang yang hidup paling lama di paru-paru besi, masuk akal. Lantaran Paul Alexander hidup dalam tabung besi sejak dirinya divonis mengidap penyakit polio pada tahun 1952 atau usianya saat itu baru 6 tahun.
Penyakit itu membuat Paul Alexander mengalami kelumpuhan dari leher hingga bagian bawah tubuhnya.
Akibat kelumpuhan itu juga Paul Alexander tidak dapat bernapas secara mandiri. Dia harus tinggal di dalam tabung logam, tempat baginya menghabiskan sisa hidup sampai mengembuskan napas terakhir di usia 78 tahun pada Selasa (13/3/2024).
Puluhan tahun tinggal di tabung, bukan berarti Paul Alexander tak bisa melakukan apa-apa.
Bahkan dari tabung itu pula, Paul Alexander berhasil meraih gelar sarjana hukum. Paul Alexander juga menjalankan praktik sebagai pengacara serta menerbitkan sebuah memoar yang dibuatnya selama 8 tahun.
Lantas bagaimanakah Paul Alexander menggunakan perangkat komputer atau laptop dalam menunjang pekerjaannya selama berada di dalam tabung?
Rupanya untuk mengetik di komputer atau laptop, Paul Alexander menggunakan tongkat plastik untuk menyentuh keyboard komputer atau mendiktekannya kepada teman.
Keberadaan tabung Paul Alexander itu pula yang boleh jadi menjadi cikal bakal munculnya ventilator.
Karena menurut para ahli, tabung yang dipakai Paul Alexander agar paru-parunya tetap terjaga, disebutkan sudah menjadi meteode usang pada 1960-an dan diganti oleh ventilator.