Nusantaratv.com - Sabtu, 1 Oktober 2022 malam, menjadi malam Minggu kelabu bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Pasalnya pada malam itu telah terjadi tragedi yang sangat memilukan dengan meninggalnya 130 orang suporter usai laga derbi tim Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Insiden ini terjadi usai wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan kedua tim selesai.
Menurut keterangan Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, korban meninggal terdiri dari dua personel Polri, yaitu Brigadir Andik dan Briptu Fajar serta 125 suporter Aremania.
“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Nico di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022) pagi WIB.
Update siang ini, Minggu (2/10/2022) korban meninggal dunia telah bertambah 3 orang hingga keseluruhan berjumlah 130 orang.
Diantara para korban, ada anak-anak yang turut menjadi korban. Banyaknya korban berjatuhan lantaran para suporter panik setelah terkena tembakan gas air mata yang dilakukan pihak kepolisian. Korban banyak didapati di pintu keluar stadion, para suporter berebut keluar stadion sambil berdesak-desakan untuk menghindari tembakan gas air mata.
Dikutip dari Republika.co.id, jumlah korban jiwa yang terjadi di stadion Kanjuruhan langsung menempati urutan kedua daftar jumlah korban meninggal akibat kerusuhan di sepakbola di dunia.
Insiden yang paling mengerikan dalam sejarah sepakbola dunia terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964 dengan korban jiwa sebanyak 328 orang meninggal dunia.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang menewaskan 130 orang ini telah menggeser peristiwa mengerikan yang terjadi di Accra Sports Stadium, Accra, Ghana pada 5 September 2001, dimana dalam tragedi itu 126 orang tewas.
Insiden dengan korban terbanyak nomor empat dalam sejarah dunia terjadi Hillsborough Stadium, Shieffield, Inggris pada 15 April 1989 dengan korban jiwa 96 orang. Sementara nomor lima merupakan insiden di Mateo Flores National Stadium, Guetamala City, Guetamala pada 16 Oktober 1996 dengan korban 80 orang meninggal.