Menbud Fadli Zon Resmikan Revitalisasi Situs Tamansari Gunongan, Sebut Aceh Pusat Kebudayaan Islam Dunia

Nusantaratv.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, melakukan kunjungan perdana ke Aceh sebagai bagian dari agenda peresmian revitalisasi situs Tamansari Gunongan.

Kegiatan ini sekaligus menjadi simbol awal komitmen pemerintah untuk menjadikan Aceh sebagai pusat kebudayaan Islam dunia.

Dalam pidatonya, Fadli Zon mengungkapkan visi untuk menjadikan Aceh sebagai episentrum kebudayaan Islam melalui pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal. 

"Alhamdulillah, saya berkunjung ke Aceh untuk pertama kalinya sebagai Menteri Kebudayaan. Serambi Mekah ini merupakan pusat peradaban Islam yang sangat kaya," ujar Fadli Zon di sela peresmian revitalisasi Situs Tamansari Gunongan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Aceh, Minggu, 12 Januari 2025.

Dia menekankan revitalisasi Tamansari Gunongan tidak hanya penting untuk pelestarian situs sejarah, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk memperkenalkan Aceh ke dunia internasional. 

Situs yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, yang disamakan dengan situs terkenal Taj Mahal di India.

Lebih lanjut, Fadli Zon mengungkapkan kekayaan budaya Aceh sebagai bagian dari "mega diversity" Indonesia. Dia menyoroti warisan budaya Islam Aceh yang tercermin dalam manuskrip, nisan kuno, dan koin dirham Samudera Pasai, yang pernah menjadi acuan perdagangan global. 

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan kekayaan budaya Aceh sebagai bagian dari "mega diversity" Indonesia. (Foto: Istimewa)

"Saya punya koleksi dirham emas pertama yang dibuat Sultan Ahmad Az-Zahir tahun 1270. Ini bukti bahwa peradaban Aceh pada masa itu jauh lebih maju dibanding kerajaan-kerajaan lain di Nusantara," jelasnya.  

Fadli Zon menekankan pentingnya revitalisasi budaya dengan narasi yang kuat, dokumentasi yang akurat, dan kolaborasi antara berbagai pihak. Selain itu, dia mengusulkan pembangunan Museum Peradaban Islam Aceh yang dapat menjadi pusat dokumentasi sejarah dan budaya.

Menteri Kebudayaan ini juga mengingatkan Aceh telah mendapatkan pengakuan internasional melalui Tari Saman yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. 

Menurutnya, langkah strategis perlu diambil untuk menambah daftar warisan budaya Aceh di dunia, termasuk manuskrip Hikayat Aceh dan nisan-nisan kuno.

"Semoga ke depannya Aceh semakin dikenal bukan hanya lewat sejarahnya, tapi juga sebagai pusat kebudayaan Islam yang terus berkembang," harapnya.

Dalam kesempatan ini, Fadli Zon juga menyoroti pentingnya teknologi modern untuk menarik minat generasi muda. 

Dia memberi contoh pengembangan Museum Tsunami Aceh yang dapat dilengkapi dengan teknologi AI dan pengalaman digital imersif. 

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengajak masyarakat Aceh untuk terus berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka. (Foto: Istimewa)

"Kita harus menciptakan ruang budaya yang lebih hidup dan interaktif, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda, semakin tertarik untuk belajar dan melestarikan budaya kita, tambahnya.

Di akhir pidatonya, Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendukung pendataan, pelestarian, dan pengembangan budaya Aceh secara berkelanjutan. 

Dia juga mengajak masyarakat Aceh untuk terus berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka.

"Kebudayaan adalah identitas bangsa. Dengan upaya bersama, kita dapat menjadikan Aceh sebagai inspirasi dunia dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan Islam," tutupnya.

Revitalisasi Tamansari Gunongan menjadi simbol awal dari komitmen pemerintah untuk menjadikan Aceh sebagai garda terdepan dalam kebudayaan nasional di panggung global.